ISTRI/WANITA SHOLIHAH
Wanita sholihah merupakan
dambaan bagi setiap pria, maka sangatlah penting bagi setiap pria yang hendak menikah untuk
memperhatikan Bibit Bebet dan Bobot dalam
istilah jawa. Sedangkan islam telah mengajarkan kepada kita rambu-rambu bila
hendak menikah memilih wanita lebih dititk beratkan pada Agamanya bila dibandingkan dengan kecantikan,
harta dan lainya. Wahai pria dan wanita apakah
kamu hendak menikah? Apakah kamu sedang bingung untuk menentukan pasangan
hidup? Atau kamu ingin menjadi yang terbaik untuk suamimu? Silahkan dibaca dan
dihayati artikel berikut ini. Istri
yang sholehah merupakan dambaan dari setiap orang, baik itu pria ( suami )
maupun wanita ( istri ). Namun kadang kala kita tidak mengetahui ciri ciri
seorang istri yang mulia. Berikut
ada beberapa ciri dari seorang istri yang sholehah.
Sifat istri shalihah bisa kita rinci berikut ini
berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan dalam Alqur’an dan Hadis :
1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan
mencari maafnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Maukah
aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga
yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada
suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya
pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.”
(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
2.
Melayani
suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya,
tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya
Hadits
Rosululloh Saw ;
“jika
seorang suami, mengajak istrinya ke tempat tidur, tapi istrinya tidak mau
melayaninya, lalu suami tidur dalam keadaan marah. Maka Malaikat melaknat
istrinya hingga datang waktu pagi (subuh),.”
3.
Selalu
berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila
suaminya memandang akan menyenangkannya.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Maukah
aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu
istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan
mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”.
(HR.
Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush
Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
4.
Menjaga
rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara
dia dan suaminya.
Asma’
bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk.
Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya:
“Barangkali
ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat
berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang
diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab.
Aku (Asma) pun menjawab:
Aku (Asma) pun menjawab:
“Demi
Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar
melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian
itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan,
kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.”
(HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
(HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
5.
Bersegera
memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan
yang syar’i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan
takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Demi
Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil
istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di
langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.”
(HR.
Muslim no.1436)
6.
Tidak memberikan
Kemaluannya kecuali kepada suaminya.
Didalam Al Quran :
“Perempuan
yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya
mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah,
dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang-orang yang beriman. (an-Nuur: 2-3).
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,”(al-Israa’: 32)
“Dan
orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu,
niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab
untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan
terhina,”
(al-Furqaan:
68-69).
“Hai
Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan
janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri,
tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta
yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan
mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan
mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha
Pengampun lagi Maha Penyayang,”
(al-Mumtahanah: 12).
(al-Mumtahanah: 12).
Dalam Hadist Diriwayatkan
dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tiga jenis orang
yang Allah tidak mengajak berbicara pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka,
tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih: Orang yang
berzina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang sombong,”(HR Muslim
[107]).
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rauslullah saw. bersabda, “Tidaklah berzina
seorang pezina saat berzina sedang ia dalam keadaan mukmin,”
Masih
diriwayatkan darinya dari Nabi saw. beliau bersabda, “Jika seorang hamba
berzina maka keluarlah darinya keimanan dan jadilah ia seperti awan mendung.
Jika ia meninggalkan zina maka kembalilah keimanan itu kepadanya,”
(Shahih, HR Abu Dawud [4690]).
Diriwayatkan dari al-Miqdad bin al-Aswad r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya, “Bagaimana pandangan kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya maka ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya seorang laki-laki berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan daripada ia berzina dengan isteri tetangganya,” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [103]).
Diriwayatkan dari al-Miqdad bin al-Aswad r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya, “Bagaimana pandangan kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya maka ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya seorang laki-laki berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan daripada ia berzina dengan isteri tetangganya,” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [103]).
7.
Pandai
mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya,
karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Diperlihatkan
neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum
wanita yang kufur.”
Ada
yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau
menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya.
Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.”
(HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.”
(HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
8.
Melegakan
hati suami bila dilihat. Rasulullah bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-laki,
sesudah takwa kepada
Allah SWT, maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya,
selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya, ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah).
selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya, ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah).
9.
Amanah. Rasulullah
bersabda,
”Ada
tiga macam keberuntungan (bagi seorang lelaki), yaitu: pertama, mempunyai istri
yang shalehah, kalau kamu lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia
amanah serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu …”(HR Hakim).
10.
istri
shalehah mampu memberikan suasana teduh dan ketenangan berpikir dan
berperasaan bagi suaminya.
Allah
SWT berfirman,
” Di
antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari
jenis kamu sendiri, agar kamu dapat memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh
di dalam hati yang demikian itu merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi
kaum yang berpikir.”
(QS Ar Rum [30]: 21)
(QS Ar Rum [30]: 21)
Demikianlah beberapa kriteria sebagai istri yang sholehah,
walau tidak ada manusia yang sempurna ( istri / suami yg sempurna ) tapi sangat
lebih baik jika anda bisa memenuhi kewajiban anda sebagai istri dan mendapatkan
hak yang seharusnya anda dapatkan. Seburuk-buruknya suami anda, dia tetap imam
dan pemimpin di keluarga anda.
Syeikhul
Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan,
“Seorang
perempuan jika telah menikah maka suami lebih berhak terhadap dirinya
dibandingkan kedua orang tuanya dan mentaati suami itu lebih wajib dari pada
taat orang tua” (Majmu Fatawa 32/261).
Hadits
Rosululoh dalam kitab Mukhtarul Ahaditsin Nabawiyyah ;
“Apabila
seorang wanita sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, ta’at kepada suami,
menjaga krehormatan dirinya. Maka akan masuk Syurga dari pintu mana saja yang
dia mau.”