KAPAN SEBAIKNYA MENINGGALKAN RIBA?
Kalau sekarang Kita dalam kubangan riba,
sebenarnya bukan hal yang aneh, karena justru yang aneh itu kalau Kita tidak
terjebak riba hehe. Nggak percaya? Coba
sekarang merem, lalu pegang satu orang, siapa saja di dekat Kita, niscaya orang
yang Kita pegang itu sedang terlibat riba.! Woww...kok sampai segitunya? Iya,
karena memang sekarang sudah jamannya, Nabiyyina Muhammad SAW sendiri sudah
mengingatkan, bahwa akan datang suatu zaman, dimana riba akan merajalela, tidak
satupun tersisa orang kecuali pasti akan makan riba, minimal terkena percikan
riba. Nah, lantas gimana dong, saat ini kan susah untuk keluar dari kubangan
ribawi? Bukan susah, tapi masih ada yang belum bener, apa itu? Yah mindset Kita
itu. Kita selalu memelihara mindset 'pengecut' dengan mengatakan :"Saya
tidak mau riba, Saya akan segera berhenti, tapi nanti setelah Saya siapkan dulu
semuanya".
Apa yang terjadi?
Kalau Kita pengusaha yang modalnya riba, Kita
akan selalu berfikir bahwa "Saya akan putus hubungan dengan modal Riba,
tapi Saya harus cari dulu modal yang bebas Riba". Jika Kita seorang yang
sedang KPR Rumah di perbankan, ingin berhenti KPR karena Kita tahu itu riba,
maka yang Kita lakukan terus mencari cara gimana agar dapat uang melunasi utang
tertunggak. Bila Kita sedang 'punya' mobil leasing (Saya beri kita kutip karena
mobil leasing memang belum hak milik), Kita akan berputar-putar pada lisan Kita
"Saya tahu mobil leasing itu riba dan bathil, Saya akan coba cari cara yg
halal gimana supaya mobil ini bisa Saya bayar lunas" Apakah Kita termasuk
orang yang punya mindset seperti di atas? Coba di cek, apakah benar-benar Kita
berhenti dari praktik riba tersebut?
Jawabannya: TIDAK.!
Mengapa? Karena mindset Kita itu keliru. Kita
sebenarnya selalu ingin ada solusi yang halal atas perbuatan haram yang sedang Kita
lakukan yang notabene masih Kita pertahankan.! Buktinya, Kita masiiiihhh aja
terus berbisnis dengan modal riba, tetap nambah plafon modal ke perbankan. KPR
riba setiap bulan tak pernah ditinggalkan. Mobil leasing masih tetap petantang
petenteng dipakai ke mana-mana. Lalu sampai kapan RIBA nya berhenti kalau
mindsetnya gitu terus???
Woii sadar...!
Nah, mindset yang bener seperti apa?
"BERHENTI seketika Kita tahu itu RIBA atau
berusaha untuk berhenti sampai pada ambang batas kemampuan Kita" Seperti
dulu Ummat Islam ketika datang perintah haramnya minuman keras, seketika semua
kendi-kendi di hancurkan, bahkan seteguk minuman keras yang sudah dimulut pun
ikut dimuntahkan, lantaran hukum larangannya sudah datang. Begitupun dengan
para wanita muslimah tatakalah mendengarkan perintah wajibnya menutup aurat.
Maka di antara mereka mengambil kain apa saja di sekitar mereka untuk menutupi
auratnya. Karena perintah wajibnya berhijab telah tiba. Mana ada mereka itu
mengatakan "Memang sih minuman keras dilarang dan Kita akan berhenti, tapi
Kita habisin dulu yang sekarang sudah ada". "Menutup aurat memang
sudah wajib, Kita harus menutup aurat, tapi tunggulah Kita buat hijab dulu di
tukang jahit"
Inilah mindset yang bener itu.!
Aplikasinya juga sama persis yang dilakuan oleh
Sitti Hajar ketika ditinggalkan oleh suaminya Nabiullah Ibrahim as di padang
gersang nan tandus, ia bersama dengan anak bayi mungilnya Ismail as ketika itu.
Apa yah kira-kira yang dikatakan oleh Sitti Hajar saat Ibrahim hendak
meninggalkannya? Kira-kira ia ngomong begini "Kalau memang engkau
tinggalkan kami di tengah gurun gersang nan tandus ini sudah menjadi perintah
Allah SWT, maka pergilah suamiku". Sitti Hajar dengar, patuh dan take
action.! Padahal di gurun itu, tak ada air sama sekali, sementara ia memiliki
seorang bayi mungil yang sewaktu-waktu butuh asupan makanan dan minuman. Dia
nggak pernah bilang begini "Suamiku, Kita tahu ini perintah Allah SWT,
tapi tolonglah, engkau pastikan dulu sebelum engkau pergi ada air yang bisa
Kami minum selama ditinggal pergi". Tapi masyaa Allah, Sitti Hajar
memberikan pelajaran besar akan arti dari suatu mindset yang benar.! Dia terima
ketentuan Allah, dia mau ditinggalkan bersama anak bayinya, tanpa air setetes
pun. Lalu setelah ia ditinggalkan, ia berusaha semaksimal mungkin berjalan
antara bukit shofa dan marwah, namun tak ada satupun sumber mata air yang didapatkannya,
kecuali hanyalah fatamorgana.!
Namun tak disangka dan tak dinyana, sumber mata
air kehidupan itu justru muncul dari bawah kaki kecil Ismail, keluar dari
tempat yang tak berhubungan sama sekali dengan ikhtiar yang dilakukan Sitti
Hajar. Itulah yang kemudian Kita kenal dengan air zamzam, airnya telah diminum
oleh manusia segala zaman dan dari penjuru dunia tak habis-habis.
Mengambil pelajaran dari Sitti Hajar dan
dikaitkan dengan fenomena riba ini, maka seharusnya yang Kita miliki adalah:
1. MINDSET YANG BENAR
Kalau haram, berhenti. Stop usaha yang modalnya
riba. Stop KPR Rumah yang riba. Stop mobil leasing yang sudah jelas riba.
JANGAN MIKIR SOLUSI nya dulu.
2. IKHTIAR MAKSIMAL
Setelah Kita STOP semuanya, potensi yang Kita
miliki, gunakanlah secara maraton, dulu Kita nyari modal riba, bayarin kpr
riba, beli mobil leasing semangat 45, sekarang Kita harusnya semangat 90. Tiada
hari kecuali nyari solusinya untuk apa? Yah untuk bayarin kerugian akibat usaha
riba yang Kita tinggal. Ngejar lagi untuk bisa punya rumah dengan cara yang
syar'ie dan beli mobil lagi dengan cara cash.!
3. PERSIAPKAN DIRI
Ketika sudah benar mindsetnya, ikhtiarnya
maksimal, giliran Kita PERSIAPKAN DIRI, untuk apa? Terhadap KEJUTAN solusi dari
Allah SWT. Persiapkan diri untuk terima air zam-zam atas segala kebutuhan Kita
dan bagi segala masalah yang sedang menimpa Kita.
Ingat, Allah akan mendatangkan jalan keluar yang
banyak (subulanaa) dan yang tidak disangka-sangka (laa yahtasib) jika Kita
berhenti dulu melakukan yang haram dan ikhtiar maksimal yang melibatkan
tawakkal kepada Allah SWT.
So, kapan seharusnya meninggalkan riba?
SEKARANG..!! atau mau taruhan dengan AJAL..!?
No comments:
Post a Comment