Monday 31 December 2018

KAPAN SEBAIKNYA MENINGGALKAN RIBA?

KAPAN SEBAIKNYA MENINGGALKAN RIBA?

Kalau sekarang Kita dalam kubangan riba, sebenarnya bukan hal yang aneh, karena justru yang aneh itu kalau Kita tidak terjebak riba hehe.  Nggak percaya? Coba sekarang merem, lalu pegang satu orang, siapa saja di dekat Kita, niscaya orang yang Kita pegang itu sedang terlibat riba.! Woww...kok sampai segitunya? Iya, karena memang sekarang sudah jamannya, Nabiyyina Muhammad SAW sendiri sudah mengingatkan, bahwa akan datang suatu zaman, dimana riba akan merajalela, tidak satupun tersisa orang kecuali pasti akan makan riba, minimal terkena percikan riba. Nah, lantas gimana dong, saat ini kan susah untuk keluar dari kubangan ribawi? Bukan susah, tapi masih ada yang belum bener, apa itu? Yah mindset Kita itu. Kita selalu memelihara mindset 'pengecut' dengan mengatakan :"Saya tidak mau riba, Saya akan segera berhenti, tapi nanti setelah Saya siapkan dulu semuanya".
Apa yang terjadi?
Kalau Kita pengusaha yang modalnya riba, Kita akan selalu berfikir bahwa "Saya akan putus hubungan dengan modal Riba, tapi Saya harus cari dulu modal yang bebas Riba". Jika Kita seorang yang sedang KPR Rumah di perbankan, ingin berhenti KPR karena Kita tahu itu riba, maka yang Kita lakukan terus mencari cara gimana agar dapat uang melunasi utang tertunggak. Bila Kita sedang 'punya' mobil leasing (Saya beri kita kutip karena mobil leasing memang belum hak milik), Kita akan berputar-putar pada lisan Kita "Saya tahu mobil leasing itu riba dan bathil, Saya akan coba cari cara yg halal gimana supaya mobil ini bisa Saya bayar lunas" Apakah Kita termasuk orang yang punya mindset seperti di atas? Coba di cek, apakah benar-benar Kita berhenti dari praktik riba tersebut?
Jawabannya: TIDAK.!
Mengapa? Karena mindset Kita itu keliru. Kita sebenarnya selalu ingin ada solusi yang halal atas perbuatan haram yang sedang Kita lakukan yang notabene masih Kita pertahankan.! Buktinya, Kita masiiiihhh aja terus berbisnis dengan modal riba, tetap nambah plafon modal ke perbankan. KPR riba setiap bulan tak pernah ditinggalkan. Mobil leasing masih tetap petantang petenteng dipakai ke mana-mana. Lalu sampai kapan RIBA nya berhenti kalau mindsetnya gitu terus???
Woii sadar...!
Nah, mindset yang bener seperti apa?
"BERHENTI seketika Kita tahu itu RIBA atau berusaha untuk berhenti sampai pada ambang batas kemampuan Kita" Seperti dulu Ummat Islam ketika datang perintah haramnya minuman keras, seketika semua kendi-kendi di hancurkan, bahkan seteguk minuman keras yang sudah dimulut pun ikut dimuntahkan, lantaran hukum larangannya sudah datang. Begitupun dengan para wanita muslimah tatakalah mendengarkan perintah wajibnya menutup aurat. Maka di antara mereka mengambil kain apa saja di sekitar mereka untuk menutupi auratnya. Karena perintah wajibnya berhijab telah tiba. Mana ada mereka itu mengatakan "Memang sih minuman keras dilarang dan Kita akan berhenti, tapi Kita habisin dulu yang sekarang sudah ada". "Menutup aurat memang sudah wajib, Kita harus menutup aurat, tapi tunggulah Kita buat hijab dulu di tukang jahit"
Inilah mindset yang bener itu.!
Aplikasinya juga sama persis yang dilakuan oleh Sitti Hajar ketika ditinggalkan oleh suaminya Nabiullah Ibrahim as di padang gersang nan tandus, ia bersama dengan anak bayi mungilnya Ismail as ketika itu. Apa yah kira-kira yang dikatakan oleh Sitti Hajar saat Ibrahim hendak meninggalkannya? Kira-kira ia ngomong begini "Kalau memang engkau tinggalkan kami di tengah gurun gersang nan tandus ini sudah menjadi perintah Allah SWT, maka pergilah suamiku". Sitti Hajar dengar, patuh dan take action.! Padahal di gurun itu, tak ada air sama sekali, sementara ia memiliki seorang bayi mungil yang sewaktu-waktu butuh asupan makanan dan minuman. Dia nggak pernah bilang begini "Suamiku, Kita tahu ini perintah Allah SWT, tapi tolonglah, engkau pastikan dulu sebelum engkau pergi ada air yang bisa Kami minum selama ditinggal pergi". Tapi masyaa Allah, Sitti Hajar memberikan pelajaran besar akan arti dari suatu mindset yang benar.! Dia terima ketentuan Allah, dia mau ditinggalkan bersama anak bayinya, tanpa air setetes pun. Lalu setelah ia ditinggalkan, ia berusaha semaksimal mungkin berjalan antara bukit shofa dan marwah, namun tak ada satupun sumber mata air yang didapatkannya, kecuali hanyalah fatamorgana.!
Namun tak disangka dan tak dinyana, sumber mata air kehidupan itu justru muncul dari bawah kaki kecil Ismail, keluar dari tempat yang tak berhubungan sama sekali dengan ikhtiar yang dilakukan Sitti Hajar. Itulah yang kemudian Kita kenal dengan air zamzam, airnya telah diminum oleh manusia segala zaman dan dari penjuru dunia tak habis-habis.
Mengambil pelajaran dari Sitti Hajar dan dikaitkan dengan fenomena riba ini, maka seharusnya yang Kita miliki adalah:
1. MINDSET YANG BENAR
Kalau haram, berhenti. Stop usaha yang modalnya riba. Stop KPR Rumah yang riba. Stop mobil leasing yang sudah jelas riba. JANGAN MIKIR SOLUSI nya dulu.
2. IKHTIAR MAKSIMAL
Setelah Kita STOP semuanya, potensi yang Kita miliki, gunakanlah secara maraton, dulu Kita nyari modal riba, bayarin kpr riba, beli mobil leasing semangat 45, sekarang Kita harusnya semangat 90. Tiada hari kecuali nyari solusinya untuk apa? Yah untuk bayarin kerugian akibat usaha riba yang Kita tinggal. Ngejar lagi untuk bisa punya rumah dengan cara yang syar'ie dan beli mobil lagi dengan cara cash.!
3. PERSIAPKAN DIRI
Ketika sudah benar mindsetnya, ikhtiarnya maksimal, giliran Kita PERSIAPKAN DIRI, untuk apa? Terhadap KEJUTAN solusi dari Allah SWT. Persiapkan diri untuk terima air zam-zam atas segala kebutuhan Kita dan bagi segala masalah yang sedang menimpa Kita.
Ingat, Allah akan mendatangkan jalan keluar yang banyak (subulanaa) dan yang tidak disangka-sangka (laa yahtasib) jika Kita berhenti dulu melakukan yang haram dan ikhtiar maksimal yang melibatkan tawakkal kepada Allah SWT.
So, kapan seharusnya meninggalkan riba?

SEKARANG..!! atau mau taruhan dengan AJAL..!?

No comments:

Post a Comment

ISTRI/WANITA SHOLIHAH

ISTRI/WANITA SHOLIHAH Wanita sholihah merupakan dambaan bagi setiap pria, maka sangatlah penting bagi setiap  pria yang hendak menikah...