الْحَمْدُ للهِ الآمِرِ بِالْعَمَلِ ,وَ
النَّاهِى عَنِ الْكَسَلِ , سُبْحَانَهُ عَزَّ وَجَلَّ قَسَمَ الرِّزْقَ وَقَدَّرَ
الأَجَلَ وَلَهُ الْحَمْدُ عَلَى مَا حَصَلَ وَنَسْأَلُهُ الْمَزِيْدَ مِنْ
فَضْلِهِ وَهُوَ الَّذِي يُجِيْبُ مِنْ سَأَلَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ وَأَمَرَ بِالإِتْقَانِ وَنَهَى عَنِ الْخَلَلِ , وَ أَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا وَ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ
الْقَائِلُ : اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ عَمَلَ امْرِئٍ يَظُنُّ أَنْ لاَ يَمُوْتَ
اَبَدًا وَاعْمَلْ لآخِرَتِكَ عَمَلَ امْرِئٍ يَخْشَى أَنْ يَمُوْتَ غَدًا ,
اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ
صَحْبِهِ السُعَدَاء, أَمَّا بَعْدُ فَيَآ عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ
بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تَقْوَاهُ وَسَارِعُوْا اِلَى مُغْفِرَتِهِ وَالرِّضْوَانِ
Suruhan Mengadakan Silaturrahmi.
Salah satu diantara ajaran-2 Islam yang berkenaan dengan soal
masyarakat ialah suruhan kepada pemeluknya untuk saling menggalang dan
mengadakan hubungan yang baik dan rapat dalam pergaulan yang biasa disebutkan
silaturrahmi.
Baik dalam Al-Qur’an maupun dalam Hadist banyak dijumpai anjuran-2
yang menyuruh untuk mengadakan hubungan silaturrahmi itu.
Dalam Kitab Suci
Al Qur’an Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ
الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا(1)
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.(An -Nisa':
1).
Dari ayat itu dapatlah kita pahamkan, bahwa Allah swt. memberikan penilaian
yang tinggi terhadap tindak laku silaturrahmi, sehingga pada ayat itu
disejajarkan dengan perintah bertaqwa kepada Tuhan. Hal itu menunjukkan
bagaimana pentingnya silaturrahmi itu menurut pandangan Islam.
Pengertian Silaturrahmi.
Apakah pengertian silaturrahmi itu ?
Dilihat dari sudut ilmu bahasa, perkataan silaturrahmi itu terdiri
dari dua perkataan, yaitu silat ( berasal dari kata-pokok washala = hubungan )
dan rahmi yang berarti kasih sayang. Jadi silaturrahmi artinya ialah mengadakan
hubungan kasih sayang.
Adapun maksudnya menurut Syar'iyah, seperti dijelaskan oleh ahli-2
Tafsir, ialah mengadakan hubungan dengan keluarga yang terdekat. Dalam
Al-Qur-an, keluarga yang terdekat itu kadang2 disebutkan aqarib (kerabat yang
akrab), kadang-2 dipakai istilah al arham, yaitu orang-2-yang harus
dikasih-sayangi.
Akan tetapi, jika diperhatikan tujuan-2 ayat Al-Qur’an yang memakai
istilah kata2 al arhaam itu dan dihubungkan pula dengan Hadist-2 Nabi yang
bersangkut-paut dengan soal itu, maka silaturrahmi yang dimaksud itu bukanlah
merapatkan hubungan dengan kaum kerabat yang terdekat saja, tetapi umumnya
terhadap sesama kaum Muslimin, bahkan terhadap sesama manusia. Mengadakan
hubungan yang demikian luaslah yang dimaksud dengan pengertian silaturrahmi.
Salah satu diantara cara mengadakan hubungan kasih sayang atau
silaturrahmi itu ialah dengan jalan membantu keluarga dan atau manusia yang
lemah, meringankan penderitaan yang mereka tanggung membela mereka diwaktu
teraniaya, memberikan pengharapan ketika mereka kehilangan pegangan atau
putus-asa dll pemberian atau tindakan yang dirasakan oleh yang bersangkutan
sebagai satu pertolongan. Jadi tujuan dan ruang lingkup silaturrahmi itu amat
luas sekali. Bukanlah semata-mata, kunjung-mengunjungi, ziarah-meinziarahi dll.
seperti yang umum diartikan orang.
Sidang Jum'at yang mulia !
Silaturrahmi itu adalah laksana semen yang merekat batu, pasir,
kapur dll. menjadi satu, sehingga menjelma menjadi bangunan yang kuat. Orang
yang senantiasa mengadakan hubungan silaturrahmi itu tak obahnya seperti
seorang yang selalu mengajarkan ilmunya, semakin diajarkan semakin bertambah
dan semakin lengket tidak gampang hilang lenyap. Dalam salah satu Hadist
diterangkan, bahwa sering mengadakan silaturrahmi itu akan menambah rezeki.
Hadist itu menyatakan :
إِنَّ
أَعْجَلَ الطَّاعَةِ ثَوَابًا صِلَةُ الرَّحْمِ , حَتَّى إِنَّ أَهْلَ الْبَيْتِ
لَيَكُوْنُوْنَ تُجَارًا فَتَنَمُّوْا أَمْوَالُهُمْ وَيَكْثُرُ عَدَدُهُمْ اِذَا
وَصَلُوْا أَرْحَمَهُمْ (الحديث)
"Sesungguhnya yang yang menpercepat
datangnya pahala ialah silaturrahmi. Apabila dilakukan oleh keluarga-pengusaha,
maka hartanya cepat bertambah. Jumlahnya akan bertambah banyak dengan
mengadakan silaturrahmi itu"
Malah pada Hadist yang lain dikatakan, bahwa silaturrahmi itu dapat
pula memanjangkan umur dan menambah rezeki. Rasulullah berkata :
مَنْ
سَرَّهُ اَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَيُسَّعَ لَهُ فِي رِزْقِهِ فَلْيَتَّقِ
اللهَ وَالْيَصِلْ رَحِمَهُ (الحديث)
"Barangsiapa yang ingin mempunyai umur yang panjang dan
mendapat rezeki yang lapang, maka hendaklah bertaqwa kepada Allah dan hendaklah
ia senantiasa mengadakan sillaturrahim."
Sudah barang tentu yang dimaksudkan dengan panjang umur dalam Hadist
tersebut bukanlah pengertian secara harfiyah akan tetapi ialah pengertian
majazy. Yaitu seorang yang selalu mengadakan hubungan silaturrahmi merasakan
banyak kegembiraan dalam kehidupan ini, selalu merasa lapang, keluarga dan
sahabat banyak. Sebaliknya, seorang yang kurang mengadakan silaturrahmi,
keluarganya yang dekat semakin jauh, sahabat yang rapat semakin renggang,
sehingga hilang kegembiraan dalam kehidupan, merasa sepi, kurang kegairahan dan
kegesitan. Salah seorang Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah ;
"Siapakah manusia yang paling mulia ?" Beliau menjawab :
Orang yang
paling mulia pada sisi Tuhan ialah :
1. Orang yang paling taqwa kepada Allah;
2. Orang yang paling banyak mengadakan silaturrahmi ;
3. Orang yang selalu menyuruh mengerjakan yang baik2 (makruf);
4. Orang yang senantiasa mencegah mengerjakan yang buruk2 ( munkar )
."
Mendahulukan keluarga.
Dalam realisasi mengadakan silaturrahmi itu haruslah didahulukan
keluarga yang dekat; apalagi yang mempunyai pertalian darah. Perbedaan
kepercayaan tidak boleh menghalangi silaturrahmi. Pada suatu ketika, Asma'
binti Abu Bakar, pernah didatangi oleh ibunya, sedang ibunya itu adalah seorang
musyrik. Karena ragu2, apakah dia dibolehkan mengadakan hubungan dengan ibunya
yang berlainan kepercayaan itu, maka hal itu ditanyakannya kepada Rasulullah.
Nabi menjawab :"Peliharalah hubunganmu dengan ibumu"
Dalam hal mengenai pemberian-pun, haruslah didahulukan keluarga yang
membutuhkan dari pada orang lain. Abu Talhah pernah akan menghadiahkan kebun
yang paling disayanginya untuk kaum fakir dan miskin. Pada waktu itu Rasulullah
berkata kepadanya ;
"Berikanlah lebih dahulu untuk kaum kerabatmu yang
membutuhkan."
Dapatlah kita simpulkan bahwa silaturrahmi itu adalah satu
program ajaran Islam yang harus
diterapkan untuk membentuk masyarakat yang harmonis.
جَعَلَنَا
اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ الْكَامِلِيْنَ الْمُؤَدِّيْنَ
لِوَاجِبَاتِهِمْ مَعَ الْمُخْلِصِيْنَ السَّائِلِيْنَ وَقُوْلُوْا اَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِي لاَاِلهَ اِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ
اِلَيْهِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَانَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
الْخُطْبَةُ
الثَّانِيَةُ
الْحَمْدُ
للهِ الْمَنْعُوْتِ بِصِفَاتِ التَّنْزِيْهِ وَ الْكَمَالِ . وَ أَشْهَدُ أَنْ
لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ , وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ سَنِيُّ الْخِصَالِ .
اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ
التَّابِعِيْنَ ,
عِبَادَ
اللهْ , إِتَّقُوْا اللهَ فَإِنَّكُمْ عَلَيْهِ تُعْرَضُوْنَ , وَ اعْلَمُوْا
أَنَّ اللهَ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ فِي كِتَابِهِ الْمَكْنُوْنِ , وَ أَمَرَكُمْ
بِذَالِكَ فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَيْهِ تَكُوْنُوْا مِنَ
الْفَائِزِِيْنَ . اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَيْهِ وَارْضَ عَنِ الأَرْبَعَةِ
الْخُلَفَاء, وَ بَقِيَّةِ الْعَشْرَةِ الْكِرَامِ , وَ آلِ بَيْتِ نَبِيِّكَ
الْمُصْطَفَى , وَ عَنْ الأَنْصَارِ وَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَ التَّابِعِيْنَ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْن
اللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ
, إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ , وَ
اجْعَلْ بِفَضْلِكَ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنَّا , وَ ارْفَعِ اللهُمَّ
مَقْتَكَ وَ غَضَبَكَ عَنَّا , وَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ
يَخَافُكَ وَ لاَ يَرْحَمْنَا يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ , اللهُمَّ إِيَّاكَ
نَسْأَلُ فَلاَ تُخَيِّبْنَا وَ إِلَيْكَ نَلْجَأُ فَلاَ تَطْرُدْنَا , وَ
عَلَيْكَ نَتَوَكَّلُ فَاجْعَلْنَا لَدَيْكَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ , إِلَهِي
هَذَا حَالُنَا لاَ يَخْفَى عَلَيْكَ فَعَامِلْنَا بِالْإِحْسَانِ إِذِ الْفَضْلُ
مِنْكَ وَ إِلَيْكَ , وَ اخْتِمْ لَنَا بِخَاتِمَةِ السَّعَادَةِ أَجْمَعِيْنَ .
عِبَادَ
اللهِ , إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الإِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِي
الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
No comments:
Post a Comment