ORANG YANG BERUNTUNG
الْحَمْدُ للهِ الذِي
مُشَرِّفِ الأَيَّامِ بَعْضِهَا عَلَى بَعْضٍ , . أََحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَ
تَعَالَى عَلَى أَنْوَارِ النِّعَمِ , وَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تَكُوْنُ لَنَا ذُخْرًا عِنْدَ الْمَلِكِ
الْجَلِيْلِ الأَجَلِّ الأَكْرَمْ , وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
الرَّسُوْلُ اللهِ سَيِّدُ الْعَرَبِ وَ الْعَجَمِ , اللهمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ
بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
الْهَادِى إِلَى صِرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ
مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمٍ لاَ يَنْفَعُ مَالٌ وَ لاَ بَنُوْنٍ
إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ,
أَمَّا
بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوْااللهَ حَقَّ تَقْوَاهُ وَ احْذَرُوْا
الْمَعَاصِى وَ الْمُنْكَرَاتِ
Pada saat ini
waktu seakan berlalu dengan begitu cepatnya, waktu terus berlalu tanpa ada
seorang mahlukpun yang mampu memperlambat jalannya waktu tersebut. Sementara
kita sebagai manusia kebanyakan lalai dengan kenyataan tersebut. Kebanyakan
diantara kita mengingat-ingat waktu atau melihat arloji sebagai petunjuk bahwa
sudah waktunya kita berangkat bekerja, sudah waktunya kita menghadiri pertemuan
ini dan itu dan sebagainya . Dan jarang sekali bahkan sulit dicari seseorang
yang melihat arloji dengan berfikir bahwa waktu kita berkunjung didunia yang
sangat kita cintai ini semakin habis. Dalam arti kebanyakan kita sebagai
manusia selalu mengalami kerugian dengan hanya memikirkan dunia tanpa
memikirkan akhirat. Sekarang solusinya bagaimana supaya kita bisa selamat dari
kerugian itu? atau kriteria yang bagimanakah
yang harus kita penuhi supaya kita tidak dinamakan orang yang merugi?
Solusi dari dilema
diatas sebenarnya telah tertera dalam firman Allah dalam surat wal ashri :
وَالْعَصْرِ
(1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)
Yang artinya “Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Dalam ayat-ayat
diatas Allah bersumpah dengan menyebutkan waktu
”Ashr ”yang mengandung suatu pendidikan dan peringatan kepada umat
manusia supaya selalu mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya dengan
berlandaskan keimanan, selalu berbuat baik atau ‘amal sholih , saling
menasehati dengan barang yang hak dan saling menasehati dengan kesabaran.
Marilah kita
telaah dengan agak sedikit terperinci keempat mutiara yang terkandung dalm surat Wal ‘ashr diatas
sebagai berikut:
Yang pertama ialah
aamanuu yang artinya beriman kepada Allah SWT yaitu percaya secara bulat dan
mutlak kepada Kemahakuasaan Allah, selanjutnya percaya kepada Nabi-nabi Allah,
Kitab-kitab suci Allah ,para Malaikat ,hari akhir dan takdir .yang semuanya
tersimpul menjadi rukun iman. Sedangkan iman itu sendiri harus memenuhi tiga
sarat yaitu : diikrarkan dengan lidah , dipaterikan dalam hati dan dilaksanakan
dengan anggota badan.
Iman adalah
landasan tempat berpijak atau tali tempat
bergantung dalam mengarungi gelombang kehidupan yang penuh pancaroba
atau perubahan ini.
Apabila kaimanan
sudah berakar dalam jiwa manusia maka manusia itu dapat menguasai kedaan bukan
sebaliknya keadaan yang mengauasainya. Ia selalu hidup dalam keseimbangan,
mempunyai sikap yang jelas dan tegas selalu berharap dan optimis, tidak mau
menyerah , bersikap berani percaya terhadap diri sendiri, berhati mantap dan
selalu tenteram dan sifat-sifat positif lainnya.
Yang kedua adalah
mengerjakan kebaikan atau dinamakan ‘amal sholih dalam surat wal ashri disebutkan wa’amilush shoolihaat.
Pengertian ‘amal sholih dalam ajaran Islam sangat luas sekali. Diantara pengertian amal sholih itu : Yaitu
tiap-tiap perbuatan yang mendatangkan kebaikan untuk diri kita, kesehatan,
akhlak dan akal kita adalah amal
sholih.Atau tiap-tiap kebaikan yang kita
lakukan terhadap keluarga, anak-anak, tetangga , bangsa, agama, dan umat
manusia bahkan untuk kepentingan seluruh mahkluk semuanya adalah amal
sholih.Atau ada yang mengatakan bahwa menjauhkan kemewahan hidup , membentuk
akhlak, mensucikan diri, menambah ilmu, mencerdaskan akal , menegakkan
kewajiban, mendidik anak-anak , mengeluarkan shodaqoh,infak, mengadakan
silaturrahmi dan lain-lain kebajikan adalah masuk dalam katagori amal sholih.
Maka dapatlah
disimpulkan bahwa semua perbuatan yang sekarang kita namakan membangun termasuk
dalam ruang lingkup amal sholih .
Yang ketiga adalah
watawaashou bil haqqi atau saling memberi atau menerima nasehat dalam
kebenaran. Yang dimaksud al haq disini adalah adalh nilai-nilai yang mengandung
unsur kebenaran, keadilan , kebaikan yang haqiqi. Dalam surat ar Ro’du ayat 17 Allah mengumpamakan
kebenaran itu dengan air , dan yang batil dengan buih .
مِنَ
السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا
رَابِيًا وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ أَوْ
مَتَاعٍ زَبَدٌ مِثْلُهُ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ
فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ
فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ(17)
Allah telah
menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah
menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa
(logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada
(pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan
(bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu
yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia
tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
Kebenaran itu
harus ditegakkan dan ditaati . Salah satu misi Nabi-nabi yang diutus Allah
kedunia ini adalah menegakkan kebenaran itu dengan menempuh perjuangan yang
mangalami hukum bangkit dan jatuh.
Seperti sabda
Rosululloh
أُمِرْتُ
أَنْ أَقُوْلَ الْحَقَّ وَ لَوْ كَانَ مُرًّ أ ( رواه ابن حبان )
Yang artinya ” Allah
memerintahkan kepadaku supaya aku mengemukakan
barang yang hak walupun pahit ”.
Yang keempat
adalah watawashou bishshobri atau saling menasehati dengan kesabaran. Yang
dimaksud sabar disini adalah tahan menderita atau menerima sesuatu yang tidak
kita senangi dengan ridlo dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah.
Sikap sabar itu
membentuk jiwa manusia menjadi kuat tatkala ditimpa bencana atau musibah dan
cobaan.
Tentang orang yang
sabar Allah berfirman dalam surat
Al Baqoroh ayat 177
وَالصَّابِرِينَ
فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ(177)
“dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Menurut ayat
diatas ada tiga bidang saat dimana kesabaran itu harus diterapkan . Pertama
ketika ditimpa malapetaka , kedua sabar dalam kemelaratan, kemiskinan,
kesusahan hidup dan lain-lain , ketiga sabar tatkala menghadapi perjuangan.
Pada akhirnya dapatlah
disimpulkan bahwa orang-orang yang dapat melaksanakan empat prinsip diataslah
orang-orang yang tidak mengalami kerugian. Dan semoga kiat termasuk dalam
golongan orang yang beruntung itu.
جَعَلَنَا اللهُ وَ إِيَّاكُمْ مِنَ
الْمُؤْمِنِيْنَ الْكَامِلِيْنَ الْمُؤَدِّيْنَ لِوَاجِبَاتِهِمْ مَعَ
الْمُخْلِصِيْنَ السَّائِلِيْنَ وَ قُوْلُوْا أََسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
الَّذِي لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ فَيَا
فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَ يَا نَجَاةَ التَائِبِيْنَ
الْخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ لِلْجُمْعَةِ
الْحَمْدُ
للهِ الْمَنْعُوْتِ بِصِفَاتِ التَّنْزِيْهِ وَ الْكَمَالِ . وَ أَشْهَدُ أَنْ
لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ , وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ سَنِيُّ الْخِصَالِ .
اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ
التَّابِعِيْنَ , عِبَادَ اللهْ , إِتَّقُوْا اللهَ فَإِنَّكُمْ عَلَيْهِ
تُعْرَضُوْنَ , وَ اعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ فِي كِتَابِهِ
الْمَكْنُوْنِ , وَ أَمَرَكُمْ بِذَالِكَ فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَيْهِ
تَكُوْنُوْا مِنَ الْفَائِزِِيْنَ . اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَيْهِ وَارْضَ
عَنِ الأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاء, وَ بَقِيَّةِ الْعَشْرَةِ الْكِرَامِ , وَ آلِ
بَيْتِ نَبِيِّكَ الْمُصْطَفَى , وَ عَنْ الأَنْصَارِ وَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَ
التَّابِعِيْنَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن ,اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ
الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ , إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ , وَ نَسْأَلُكَ اللهُمَّ دَوَامَ
الْعِنَايَةِ وَ التَأْيِيْدِ , لِحَضْرَةِ مَوْلاَنَا سُلْطَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
, الْمُؤَيَّدِ بِالنَّصْرِ وَ التَّمْكِيْنِ , اللهُمَّ انْصُرْهُ وَ انْصُرْ
عَسَاكِرَهُ , وَ امْحَقْ بِسَيْفِهِ رِقَابَ الطَّائِفَةِ الْكَافِرَةِ , وَ
أَيِّدْ بِشَدِيْدِ رَأْيِهِ عِصَابَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ , وَ اجْعَلْ بِفَضْلِكَ
هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنَّا , وَ ارْفَعِ اللهُمَّ مَقْتَكَ وَ غَضَبَكَ
عَنَّا , وَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ وَ لاَ
يَرْحَمْنَا يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ , اللهُمَّ إِيَّاكَ نَسْأَلُ فَلاَ
تُخَيِّبْنَا وَ إِلَيْكَ نَلْجَأُ فَلاَ تَطْرُدْنَا , وَ عَلَيْكَ نَتَوَكَّلُ
فَاجْعَلْنَا لَدَيْكَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ , إِلَهِي هَذَا حَالُنَا لاَ
يَخْفَى عَلَيْكَ فَعَامِلْنَا بِالْإِحْسَانِ إِذِ الْفَضْلُ مِنْكَ وَ إِلَيْكَ
, وَ اخْتِمْ لَنَا بِخَاتِمَةِ السَّعَادَةِ أَجْمَعِيْنَ عِبَادَ اللهِ , إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الإِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَ
يَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ
No comments:
Post a Comment