KISAH QARUN
Kisah Qarun dalam
al-Quran banyak disebutkan dalam suraH al-Qashash.
"Sesungguhnya
Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka Dia berlaku aniaya terhadap mereka dan
Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika
kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya
Allah tidak suka kepada orang-orang yang terlalu membanggakan diri. "(QS:
al-Qashash: 76)
Dari ayat tersebut
jelas bahawa Qarun merupakan salah satu kaum Nabi Musa. Menurut Ibnu Ishak,
Qarun adalah bapa saudaranya Nabi Musa. Sementara menurut A'masy dan lainnya
dan pendapat ini pendapat masyhur, Qarun adalah sepupu Nabi Musa. Ayah nabi
Musa yang bernama Imran adalah kakak dari ayah Qarun yang bernama Yashhar. Baik
Nabi Musa mahupun Qarun adalah keturunan Nabi Ya'kub kerana kedua-duanya
merupakan cucu dari Laway dan Laway adalah putra Nabi Ya'kub, saudara Nabi
Yusuf tetapi hanya berbeza ibu. Qarun merupakan keturunan Bani Israil. Semasa
hidupnya, dia banyak meminta dan hidup dari keringat Bani Israil. Kerana itu,
tidak hairan apabila sebahagian besar Bani Israil sendiri membencinya .
Awal kehidupan Qarun
amat begitu miskin dan mempunyai ramai anak. Namun dia berhati mulia lagi
dermawan terhadap golongan faqir miskin. Malah ramai dikalangan faqir miskin
yang berdoa “Wahai Tuhan kami…biarlah Qarun jadi kaya-raya walaupun kami
miskin…mudah-mudahan dia dapat memberi sumbangan derma kepada kami yang miskin
ini”. Doa ini pernah dilafazkan di hadapan Qarun hingga menyebabkan dia sendiri
merasakan dirinya lebih berhak menjadi kaya demi untuk menyumbang derma kepada
orang lain.
Qarun adalah seorang yang sangat soleh, baik, sentiasa mengikuti perintah Nabi Musa semasa dia hidup dalam kemiskinan. Suatu hari dia datang menghadap Nabi Musa, meminta Nabi Musa agar dia didoakan menjadi orang kaya, kuat beribadah dan boleh membantu saudara- saudaranya Bani Israil. Nabi Musa lalu mendoakannya dan dengan izin Allah, Qarun menjadi sangat kaya raya. Dia bukan hanya berjaya dalam peternakan, akan tetapi juga diangkat menjadi salah seorang menteri oleh Ramses II yang hidup pada masa itu.
Cita-citanya untuk
menjadi orang kaya kini sudah tercapai. Namun sayang, kekayaannya telah
menjadikannya lupa dan derhaka. Niat awal agar lebih khusyuk ibadah dan
membantu sesama manusia tidak pernah dia lakukannya.
Allah telah mengaruniai Qarun harta yang sangat banyak dan
perbendaharaan yang melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari simpanan.
Perbendaharaan harta dan lemari-lemari ini sangat berat untuk diangkat karena
beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat oleh beberapa orang lelaki kuat
dan kekar pun, mereka masih kewalahan.
Qarun mempergunakan harta ini dalam kesesatan, kezaliman
dan permusuhan serta membuatnya sombong. Hal ini merupakan musibah dan bencana
bagi kaum kafir dan lemah di kalangan Bani Israil.Dalam memandang Qarun dan
harta kekayaannya, Bani Israil terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama
adalah kelompok orang yang beriman kepada Allah dan lebih mengutmakan apa yang
ada di sisi-Nya. Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta Qarun dan tidak
berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes kesombongan,
kesesatan dan kerusakannya serta berharap agar ia menafkahkan hartanya di jalan
Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang lain.Adapun
kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta Qarun karena mereka
telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan fondasi yang dapat digunakan
untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka menganggap bahwa kekayaan Qarun
merupakan bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya. Maka mereka
berangan-angan ingin bernasib seperti itu.
Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya darta dan
kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari
nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur
kepada Allah atas sedala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk
memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat,kabaikan dan hal yang halal
karena semua itu adalah harta Allah, ia justru menolak seraya mengatakan
"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku"
Suatu hari, keluarlah ia kepada kaumnya dengan kemegahan
dan rasa bangga, sombong dan congkaknya. Maka hancurlah hati orang fakir dan
silaulah penglihatan mereka seraya berkata, "Moga-moga kiranya kita
mempunyai seperti apa diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar."Akan tetapi orang-orang mukmin yang dianugerahi
ilmu menasihati orang-orang yang tertipu seraya berkata, "Kecelakaan yang
besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman
dan beramal saleh…."
Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah murka, menyebabkan dia hancur, dan datangnya siksa Allah. Maka Allah membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharannya.
Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah murka, menyebabkan dia hancur, dan datangnya siksa Allah. Maka Allah membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharannya.
Tatkala Bani Israil melihat bencana yang menimpa Qarun dan
hartanya, bertambahlah keimanan orang-orang yang beriman dan sabar. Adapaun
mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-angan seperti Qarun, akhirnya
mengetahui hakikat yang sebenarnya dan terbukalah tabir, lalu mereka memuji
Allah karena tidak mengalami nasib seperti Qarun. Mereka berkata, "Aduhai,
benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dari
hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya
atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak
beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)."
PENYEBUTAN QARUN DALAM QURAN
Nama Qarun diulang sebanyak empat kali dalam Al-Quran,
dua kali dalam surah al-Qashash, satu kali dalam surah al-`Ankabut, dan satu
kali dalam surah al-Mu'min.Penyebutan dalam surah al-`Ankabut pada pembahasan
singkat tentang pendustaan oleh tiga orang oknum thagut, yaitu Qarun,Fir'aun,
dan Haman, lalu Allah menghancurkan mereka.
"Dan (juga) Qarun, Fir'aun dan Haman. Dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti)
keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (muka)
bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu).
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan
dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu,
kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan
diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada
yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka,
akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (al-`Ankabut:
39-40)
Penyebutan dalam surah al-Mu'min (Ghafir) pada kisah pengutusan Musa a.s. kepada tiga orang thagut yang mendustakannya."Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir'aun, Haman, dan Qarun, maka mereka berkata, `(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.'" (al-Mu'min:23-24)
Penyebutan dalam surah al-Mu'min (Ghafir) pada kisah pengutusan Musa a.s. kepada tiga orang thagut yang mendustakannya."Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir'aun, Haman, dan Qarun, maka mereka berkata, `(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.'" (al-Mu'min:23-24)
No comments:
Post a Comment