Saturday 19 May 2018

Khutbah Jumat Puasa


Puasa
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ عَلَى أُمَّةِ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ . كَمَا فَرَضَ الصِّيَامَ عَلَى جَمِيْعِ الأَمَمِ الْمَاضِيَّةِ فِي الشَّرَائِعِ السَّمَاوِيَّةِ , وَأَنْزَلَ فِيْهِ الْقُرْآنَ هُدًى لِلنَّاسِ وَرَحْمَةً لأُمَّةِ الإِسْلاَمِيَّةِ  , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْكَبِيْرُ الْمُتَعَالْ  وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ  , اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ هَدَاهُمُ اللهُ فَكَانُوْا قَادَةً مُتَوَاضِعِيْنَ , وَ أَئِمَّةً هُدَاةً مُرْشِدِيْنَ , أَمَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِى أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى وَ طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Saudara- saudara kaum Muslimin yang budiman !
Tidak terasa kita saat ini telah hampir meninggalkan bulan Sya’ban atau dalam bahasa jawa bulan ruwah yang berarti sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadlan. Yang mana pada bulan Ramadlan tersebut kita akan melaksanakan salah satu ibadah pokok dalam agama Islam  yaitu melaksanakan puasa Ramadhan, seperti yang disebutkan oleh  Allah dalam Al Qur’an

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُووْنَ ( البقرة 183)
"Hai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu mengerjakan puasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang orang yang terdahulu dari kamu, supaya kamu menyadi orang yang takwa." (Al-Baqarah l83),

Para hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah

Sebelum kita memasuki bulan Ramadlan yang penuh barakah tersebut marilah terlebih dahulu kita pelajari lagi arti dari puasa itu sendiri, sehingga dengan mengetahui arti puasa tersebut kita bisa melaksanakannya dengan penuh kekhusyuan,  ketawadluan dan kehikmatan sehingga kita dapat kenikmatan dalam melaksanakannya dan yang terpenting mendapat ridla dari Allah Subhanahu Wata’ala

Pengertian puasa.

Puasa menurut ilmu bahasa artinya ialah menahan. Yaitu, menahan diri dari sesuatu perbuatan. Umpamanya, menahan diri dari berbicara, berjalan dan lain-lain sebagainya.

Adapun pengertiannya menurut Syar'iyah ialah menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh dengan (isteri), semenjak waktu terbit fajar sampai waktu terbenam matahari, karena mengharapkan ridha ilahi dan menyiapkan diri untuk bertaqwa kepadaNya dengan jalan mentaati Allah dan melatih kemauan dari godaan hawa nafsu.

Jelaslah bahwa yang dimaksud dengan puasa itu, pada pokoknya ialah menahan diri dari tiga hal, yaitu : (1) makan, (2) minum dan (3) melakukan kehidupan seksuil, dalam jangka waktu yang terbatas. Dilakukan satu bulan lamanya berturut-turut, yaitu dalam bulan Ramadhan.

Puasa ibadah pokok.
Sebagaimana  diketahui, puasa itu adalah ibadah pokok, salah satu rukun dari rukun Islam yang lima. Puasa Ramadhan itu diwajibkan mengerjakan terhadap orang2 yang beriman, seperti ternyata dalam seruan (nida') ayat yang diuacapkan tadi. Jadi., tidak diwajibkan kepada orang2 yang ingkar (kufur), orang2 yang tidak mempercayai Tuhan (atheis) dan lain-lain.

Uraian2 mengenai soal puasa (shaum) itu dijumpai dalam Al-Qur’an pada 14 tempat (ayat), yaitu 7x dalam surat A1-Baqarah, 2 x dalam surat Al-Maidah, 2 x dalam surat AlAhzab dan 1x masing2 dalam surat An-Nisa', dan Al-Mujadalah.

Selain dalam Al-Qur’an, maka perintah mengerjakan puasa Ramadhan itu ditemui dalam berbagai-bagai Hadist Nabi.

Puasa bersifat universil.

Pada ayat yang disebutkan tadi ditegaskan bahwa puasa itu telah diwajibkann juga kepada ummat yang terdahulu. Dengan demikian sifatnya adalah universil, meliputi seluruh ummat manusia diseluruh jagat.

Bangsa2 Mesir kuno, bangsa Yunani, Romawi dan lain-lain sudah menjalankan puasa itu. Juga puasa itu merupakan tata cara ibadah bagi berbagai-bagai Agama didunia. Perbedaannya hanyalah terletak pada motif dan sebab-sebabnya puasa itu dilakukan, juga tentang cara-caranya.

Pada umumnya, bangsa2 dizaman purbakala melakukan puasa itu pada saat2 mereka mengalami kesempitan, waktu berduka cita, ketika mengalami kesusahan dan lain-lain sebagainya. Dikalangan kaum Bani Israel dahulu kala umpamanya, berpuasa itu adalah sebagai tanda berkabung atau berdukacita. Dalam riwayat diceriterakan, bahwa Nabi Daud berpuasa selama tujuh hari ketika puteranya jatuh sakit. Ada pula motif puasa itu sebagai hari kenang-kenangan yang pahit, mengingat sesuatu kejatuhan atau kekalahan. dalam sejarah perjuangan sesuatu kaum atau bangsa. Dikalangan orang2 penyembah berhala, berpuasa itu adalah untuk menghilangkan kemarahan Tuhan mereka apabila mereka melakukan sesuatu pelanggaran, atau karena untuk mengharapkan keridhaan Tuhannya supaja diberikan pertolongan.

Puasa menurut Islam,

Wahyu Ilahi yang memerintahkan Puasa itu turun di Madinah pada tahun kedua Hijrah.

Adapun tujuan terakhir yang merupakan buah dari ibadah puasa itu ialah untuk meningkatkan orang2 yang beriman menjadi orang yang taqwa (Muttaqin ). Ciri orang yang Muttaqien itu mengandung tiga unsur, yaitu :

1) Menjauhkan diri dari perbuatan2 yang dimurkai Tuhan
2) menghindarkan perbuatan2 yang merugikan ( merusak ) kepada diri sendiri
3) menjauhkan perbuatan2 yang merugikan / merusak orang lain.

Dari Muslim  ke Muttaqin

Tingkat orang yang Muttaqin adalah tingkat yang kelima dan terakhir dalam kehidupan seorang Muslim. Proses untuk mencapai tingkat itu harus menempuh lima tahap.

1. Muslim

Seorang manusia yang telah menerima dan mengikrarkan Islam sebagai agamanya dengan mengucapkan kalimah Syahadah, baru menjadi seorang Mus1im. Artinya, orang yang jiwanya sudah menerima segala kewajiban2 dan hak2 yang telah digariskan. Islam.

2. Mukmin

Seorang Muslim tidaklah cukup dengan pengakuan itu saja. tapi barus diringinya dengan amal, perbuatan2, tindakan2, dan lain-lain yang diperintahkan oleh agama yang dianutnya itu. Yaitu, mengerjakan yang disuruh, menghentikan yang dilarang. Dengan rnelakukan itu, dia meningkat menjadi seorang Mukmin.

3. Muhsin

Seorang Mukmin haruslah mengerjakan perbuatan2 kebajikan yang dinamakan ihsan. Ihsan itu meliputi segala perbuatan2 yang baik, baik mengenai diri sendiri maupun terhadap orang yang lain. Dari seorang Mukmin meningkat lagi menjadi seorang Muhsin.

4. Mukhlis.

Seorang Muhsin mengerjakan ihsan (kebaikan2) ini adalah semata-mata karena berbakti kepada Tuhan. Bukan karena mengharapkan pujian, sanjungan, pangkat dan lain-lain. Tidak karena "berudang dibalik batu"; tidak lantaran ria' , tapi, sungguh2 tulus ikhlas. Pada saat itu, manusia meningkat lagi menjadi seorang Mukhlis.

5. Muttaqin

Pada tingkatan terakhir, barulah manusia Muslim itu sampai ketingkat yang kelima, yaitu menjadi orang yang Muttaqin, orang yang taqwa.

Taqwa dan kenikmatan.

Kenikmatan hidup rohaniah dan jasmaniah, hanyalah dapat dicapai dengan taqwa itu. Bimbingan, kecintaan, kemenangan, tempat yang aman-tenteram dan lain-lain sebagaimana, dijamin oleh Tuhan akan diberikan kepada orang2 yang taqwa itu, seperti yang dilukiskan pada berbagai-bagai ayat dalam Al-Qur’an diantaranya :
وَاللهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِيْنَ الجاشية 19
  1. “Allah menjadi  Pemimpin orang yang taqwa”. (Al-Jasyiyah : 19).
اِِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ (ال عمران 76)
  1. “Sesungguhnya Tuhan cinta kepada orang yang taqwa.” .. (Ali Imran : 76).
اِنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ (البقرة 194)
c.  Sesungguhnya.Tuhan bersama-sama orang yang taqwa.”(Al-Baqarah : 194).
وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ (الأضعْرَاف 128)
d.  Kesudahan yang baik (kemenangan) untuk orang-orang yang taqwa” (Al-A’raf : 128).
اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ لَحُسْنَ مَآبٍ (ص 49)
e.  "Orang2 yang taqwa mendapat tempat kembali yang baik." (Shad : 49).

Kenikmatan hidup rohaniah dan jasmaniah yang demikianlah yang menjadi tujuan (effek, buah) dari puasa itu.

Keistimewaan bulan Ramadhan.
Dalam suatu hadist shahih yang diriwayatkan oleb Ibnu Khuzaimah diterangkan oleh Rasulullah, bahwa bulan Ramadlan mempunyai tiga  keistimewaan yaitu :

(1)  Pangkalnya diliputi oleh rahmat
(2)  Tengah-tengahnya  maghfirah ( ampunan).
(3)  Ujungnya , membebaskan manusia dari siksaan (neraka).

Dianjurkan lebih jauh pada Hadist tersebut supaya ummat Muhammad melakukan empat amal perbuatan, dua diantaranya untuk memperoleh ridla Ilahi, dan dua lagi untuk kepentingan manusia (ummat Islam) sendiri. Dua hal yang diridhai oleh Tuhan itu ialah
(a) mengucapkan Syahadah La Ilaaha illallah dan
(b) memohonkan ampunan kepada Tuhan.

Adapun yang dua untuk kepentingan manusia sendiri ialah permintaan

(a) supaya kelak dimasukkan kedalam sorga dan
(b) berlindung kepada Tuhan dari api neraka.

Pada akhirnya marilah kita berdoa semoga kita pada bulan Ramadlan nanti dapat melaksanakan Ibadah puasa dengan sebaik- baiknya sehingga kita mendapatkan barakah dan maghfirah dari Allah SWT

بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ , وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَ تَقَبَّلَ مِنِّي وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ , وَ اسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَ لَكُمْ وَ لِوَالِدَيَّ وَ لِوَالِدِيْكُمْ وَ لِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَافَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَ يَانَجَاةَ التَّائِبِيْنَ


الْخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ

الْحَمْدُ للهِ الْمَنْعُوْتِ بِصِفَاتِ التَّنْزِيْهِ وَ الْكَمَالِ . وَ أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ , وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ سَنِيُّ الْخِصَالِ . اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ التَّابِعِيْنَ ,
عِبَادَ اللهْ , إِتَّقُوْا اللهَ فَإِنَّكُمْ عَلَيْهِ تُعْرَضُوْنَ , وَ اعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ فِي كِتَابِهِ الْمَكْنُوْنِ , وَ أَمَرَكُمْ بِذَالِكَ فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَيْهِ تَكُوْنُوْا مِنَ الْفَائِزِِيْنَ . اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَيْهِ وَارْضَ عَنِ الأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاء, وَ بَقِيَّةِ الْعَشْرَةِ الْكِرَامِ , وَ آلِ بَيْتِ نَبِيِّكَ الْمُصْطَفَى , وَ عَنْ الأَنْصَارِ وَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَ التَّابِعِيْنَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ , إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ , وَ اجْعَلْ بِفَضْلِكَ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنَّا , وَ ارْفَعِ اللهُمَّ مَقْتَكَ وَ غَضَبَكَ عَنَّا , وَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ وَ لاَ يَرْحَمْنَا يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ , اللهُمَّ إِيَّاكَ نَسْأَلُ فَلاَ تُخَيِّبْنَا وَ إِلَيْكَ نَلْجَأُ فَلاَ تَطْرُدْنَا , وَ عَلَيْكَ نَتَوَكَّلُ فَاجْعَلْنَا لَدَيْكَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ , إِلَهِي هَذَا حَالُنَا لاَ يَخْفَى عَلَيْكَ فَعَامِلْنَا بِالْإِحْسَانِ إِذِ الْفَضْلُ مِنْكَ وَ إِلَيْكَ , وَ اخْتِمْ لَنَا بِخَاتِمَةِ السَّعَادَةِ أَجْمَعِيْنَ .
عِبَادَ اللهِ , إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الإِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ


No comments:

Post a Comment

ISTRI/WANITA SHOLIHAH

ISTRI/WANITA SHOLIHAH Wanita sholihah merupakan dambaan bagi setiap pria, maka sangatlah penting bagi setiap  pria yang hendak menikah...