Monday 15 January 2018

Khutbah Jumat Tiga Sifat Tercela 2018

Tiga Sifat Tercela

الحَمْدُ للهِ الَّذِي يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ الْمُتَوَاضِعِيْنَ , وَ يَكْرَهُ مِنْ خَلِقِهِ الْمُتَكَبِّرِيْنَ , لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَ يَهْدِى مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْكَبِيْرُ الْمُتَعَالْ  وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ مَظْهَرُ الأَخْلاَقِ الْكَمَالِ , اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ هَدَاهُمُ اللهُ فَكَانُوْا قَادَةً مُتَوَاضِعِيْنَ , وَ أَئِمَّةً هُدَاةً مُرْشِدِيْنَ , أَمَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِى أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى وَ طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Para hadirin jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah.
            Sebagai makhluk sosial  kita tidak bisa melepaskan diri kita dari ketergantungan dengan orang lain atau keterkaitan dengan orang lain.  Ketergantungan antar manusia itu bisa berujud moril atau materiil . Ketergantungan secara materiil bisa kita lihat dengan kasat mata misalnya dengan adanya hubungan muamalah atau ekonomi antar manusia contoh: adanya jual beli antar manusia disitu menunjukkan bahwa secara materi manusia tidak lepas dari peranan orang lain. Sedangkan ketergantungan secara moril bisa kita lihat dengan mata hati yang berhubungan dengan hubungan seseorang dengan orang lain. Atau bisa kita lihat dengan baik buruknya hubungan seseorang dengan orang lain. Secara luas bisa kita gambarkan dengan seorang pemimpin, yang mana seorang pemimpin itu tidak akan bekerja dengan baik tanpa adanya dukungan moril dari anak buahnya demikian juga kesuksesan seseorang tidak bisa tercapai tanpa adanya hubungan yang baik dengan orang lain. Oleh karena itu amat penting bagi kita semua untuk menjaga hubungan tersebut dengan sesama manusia.  
           
Para hadirin jam’ah jum’at yang dimuliakn Allah

            Bertolak dari ketergantungan secara moril tersebut diatas maka adakah dalam ajaran agama Islam diatur tentang hal tersebut? Jawabnya adalah Agama Islam mengatur hubungan bahkan melindungi hak-hak manusia baik dalam pergaulan sebagi manusia pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Diantaranya adalah hadis Rosululloh:

كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ مَالُهُ وَ عِرْضُهُ          ( رواه مسلم )
Yang artinya adalah “ Setiap Muslim bagi muslim yang lain haram darahnya, hartanya dan kehormatannya”.

Pada hadits itu ditegaskan untuk menjaga hubungan moral antar manusia ada tiga macam hak-hak manusia yang harus saling dihormati dan dilindungi, yaitu (1) Hak jiwa ( nyawa)  (2) Hak harta benda (3) Hak kehormatan diri
            Sedangkan dalam Al Qur’an berpuluh-puluh ayat yang mengatur hubungan moral antar manusia dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak manusia itu. Salah satu diantaranya ialah ayat :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ(12)
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, ses ungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. ( Al Hujurat 12 )

Sekarang kita bahas ayat tersebut diatas, Pada ayat tadi dijelaskan tiga macam sifat yang merusak hubungan antar manusia yang harus dijauhi oleh setiap orang Islam Sifat yang merusak itu adalah 1. Berprasangka 2. Mengintip kesalahan orang lain 3. Bergunjing

            Para hadirin jama’ah Jum’at yang mulia!

Marilah kita uraikan ketiga macam sifat yang merusak itu satu persatu.
            Yang pertama adalah berprasangka, pada ayat itu dipakai istilah addzan artinya buruk sangka terhadap orang baik-baik. Atau ada yang merumuskan bahwa addzan adalah tuduhan tanpa sebab, seperti menuduh seorang laki-laki melakukan perbuatan keji tetapi tidak dapat menunjukkan bukti atau faktanya.
            Berprasangka atau dzan adalah perbuatan dosa yang merugikan orang lain dan juga dapat memperburuk hubungan antar manusia . Seperti misalnya apabila seseorang yang baik-baik dituduh melakukan perbuatan jahat atau tercela tanpa disertai fakta atau data-data yang falid , maka orang yang bersangkutan sudah dirugikan kehormatan dan kedudukannnya lebih dahulu.Dia seolah-olah dijatuhi hukuman tanpa proses hukum terlebih dahulu. Dan juga dapat menyebabkan namanya tercemar. Walaupun hanya sebagian kecil orang yang mempercayai tuduhan yang dilontarkan itu.Bahkan orang yang bersangkutan bisa mengalami tindakan fisik atau tekanan-tekanan mental atau sekurang-kurangnya tindakan yang mengurangi hak kemerdekaan dirinya.

            Melihat  uraian diatas maka perlindungan terhadap suatu tuduhan adalah sedemikian penting menurut ajaran Islam, sehingga menurut hukum Islam seseorang yang menuduh orang lain melakukan perbuatan zina tanpa dapat mengemukakan dua orang saksi mempersaksikan sendiri , maka orang itu dapat dijatuhi hukuman dera.

            Pada sambungan ayat tersebut diterangkan bahwa prasangka termasuk perbuatan dosa (itsmun) yang harus dipertanggung jawabkan kelak dihadapan mahkamah Ilahi.
Didalam hadis disebutkan dari Abi Hurairah , Rosululloh bersabda:

إِيَّاكُمْ وَ الظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ      ( رواه البخارى و مسلم )    

Yang artinya: Jauhilah berprasangka , sebab prasangka itu adalah bohong yang paling besar.

             Para hadirin jama’ah Jum’at yang mulia!
            Sifat yang kedua adalah yang harus dijauhi adalah tajassus yang artinya mencari-cari kesalahan, cacat, atau kekurangan orang lain, tanpa mempunyai maksud untuk memperbaikinya.
            Sifat ini boleh dikatakan sebagai kelanjutan atau tindakan yang lebih kongkrit dari sikap berprasangka itu. Tujuannya semata-mata hanya ingin mengetahui kesalahan atau kelemahan orang lain , untuk diceritakan dan dibeberkan secara umum. Kadang-kadang orang yang demikian ini mempunyai tujuan yang sifatnya merusak atau destruktif umpamanya dengan maksud menjatuhkan seseorang yang sekarang diistilahkan dengan mendiskreditkan.
            Tajassus adalah perbuatan dosa yang dapat merusak hubungan antar manusia karena berhubungan dengan rahasia pribadi seseorang atau privacy seseorang.

            Para hadirin siding jum’at yang mulia

            Sifat ketiga yang dilarang adalah bergunjing, yang disebutkan dalam Al Qur’an dan ilmu akhlak dengan istilah ghibah. Dalam bahasa jawa ngrasani. Yang dimaksudkan adalah membicarakan keadaan seseorang dibelakang orang tersebut. Rosululloh mendefinisikannya dengan., membicarakan keadaan seseorang yang menyebabkan dia benci atau marah seandainya didengarnya atau dikatakan dihadapannya.   
            Pada ayat diatas Allah menggambarkan bahwa mempergunjingkan orang lain itu tak ubahnya laksana memakan daging seorang saudara yang sudah dalam keadaan mati. Dalam salah satu hadis yang lain dijelaskan oleh Rosululloh bahwa perbuatan orang bergunjing itu lebih hebat dan buruk daripada perbuatan zina. Sebab seorang yang berzina kemudian dia melakukan taubat dengan sesungguh-sungguhnya, maka dosanya itu akan diampuni Tuhan. Adapun orang yang bergunjing walaupun dia sudah bertaubat  kepada Allah tapi masih memerlukan pemberian maaf dari orang yang dipergunjingkan itu.

            Para hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah!

            Demikianlah tiga sifat yang merusak hubungan antar manusia yang dilarang Allah terhadap setiap orang mukmin. Pada akhirnya marilah kita mohon kepada Allah agar kita bisa terhindar dari tiga sifat tersebut sehingga kita dapat senantiasa menjaga hubungan kita dengan Yang maha Kuasa hablum minaallaah demikian juga hubungan kita dengan sesama manusia atau hablum minannas. Sehinnga kita selalu mendapat ridloNya.

بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ , وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَ تَقَبَّلَ مِنِّي وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ , وَ قُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَ ارْحَمْ وَ أَنْتَ خَيْرٌ الرَّاحِمِيْنَ




الْخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ

الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي هَدانَا لِدِيْنِهِ الْقَوِيْمْ . وَ أَكْرَمَنَا بِنُوْرِ تَوْفِيْقِهِ إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ . وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِي دَعَانَا إِلَى جَنَّةٍ النَّعِيْمِ , اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ الّّذِي اسْتَكْمَلُوْا إِيْمَنَهُمْ بِفَضْلِ رَبِّهِمُ العَمِيْمِ.
أَمَّا بَعْدُ : عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يُحِبُّ مَكَارِمَ الأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا . يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ يَكُوْنُوْا فِي تَكْمِيْلِ إِسْلاَمِهِ وَ إِيْمَانِهِ , وَ إِنَّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ , اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ , اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الأَمْوَاتِ , وَ ضَعِّفْ لَهُمُ الْحَسَنَاتِ , وَ كَفِّرْ عَنْهُمُ السَّيَِئَاتِ  إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَ يَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ
اللهُمَّ رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَ هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابْ ,اللهُمَّ اصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَ قُضَاتَنَا وَ عُلَمَاءَنَا وَ فُقَهَاءَنَا وَ مَشَايِخَنَا صَلاَحًا تَامًا عَامًا , وَ اجْعَلْنَا هُدَاةَ الْمُهْتَدِيْنَ ,  اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَ الْوَبَاءَ وَ الْفَخْشَاءَ وَ الْمُنْكَرَ وَ الْبَغْيَ وَ السُّيُوْقَ الْمُخْتَلِفَةَ وَ الشَّدَائِدَ وَ الْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَ مَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةْ وَ مِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةْ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ  ,رَبَّنَ اتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَ هَيِّءْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا ,رَبَّنَل هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَ لِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا  بِالإِيْمَانِ وَ لاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الإِحْسَانِ , وَ إِيْتَاءِذِي الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنْ الْفَخْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْي . يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ , فَاذْكُرُ اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ , وَشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ يَهْدِكُمْ وَ اسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُؤْتِيْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ 

No comments:

Post a Comment

ISTRI/WANITA SHOLIHAH

ISTRI/WANITA SHOLIHAH Wanita sholihah merupakan dambaan bagi setiap pria, maka sangatlah penting bagi setiap  pria yang hendak menikah...