Monday 15 January 2018

khutbah jumat Hikmah Kejadian Manusia 2018

Hikmah Kejadian Manusia

الْحَمْدُ ِللهِ الّذِي خَلَقَنَا مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ  ثُمَّ جَعَلَنَاخَلِيْفَةْ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الَّذِي جَمَعَ الْقُلُوْبَ بِفَضْلِهِ وَ أَعْطَى كُلَّ شَيئٍ خَلَقَهُ  , وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ عَاشَ لأُمَّتِهِ لاَ لِذَاتِهِ اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْا الْحَقَّ وَ سَارُوْا عَلَى هُدَاهُ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ 

Para hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah.

Marilah pada siang ini kita merenungkan tentang asal-usul kejadian kita , sejak keberadaan kita dalam rahim ibu sampai hembusan nafas terakhir kita  dan apa fungsi kita diberi kehidupan oleh Allah SWT di dunia ini.

Sebelumnya marilah kita simak Firman Allah surat Al Haj  ayat 5 ;

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya

Pada ayat tersebut Allah melukiskan tentang terciptanya manusia dari tahap ketahap.
            Dan ketika manusia lahir kedunia sebagai bayi, keadaan tubuhnya lemah tidak berdaya.Seluruh hidupnya bergantung kepada belaian kasih sayang ibunya atau pengasuhnya. Dengan berangsur-angsur Allah menyempurnakan dan memberi dinamika kehidupan kepada bayi tersebut sehingga badan dan kekuatannya bertumbuh menjadi pemuda. Dari pemuda kemudian meningkat menjadi manusia dewasa  Dan selanjutnya manusia akan mengalami masa tua  yang mana pada masa tua tersebut manusia kekuatan badannya akan semakin melemah. Dan sebagian dari manusia tersebut sifat, pembawaan dan tabiatnya berubah kembali seperti zaman kanak-kanak, pelupa dan lain-lainnya. Dan pada akhirnya manusia di dunia ini akan memasuki fase yang mau tidak mau akan dilaluinya yaitu dihusung keliang kubur, meninggalkan harta benda, anak istri atu suami , cucu kerabat , pangkat dan segala kecintaan kecintaan lainnya.

Para hadirin sidang Jum’at yan dimuliakan Allah.

Dari ayat diatas sesungguhnya kita bisa mengambil pelajaran atau nilai edukatif yang terkandung didalamnya  yaitu memperingatkan manusia supaya mengenal dirinya sendiri. Manusia hendaklah menyadari bahwa dia berasal dari zat yang hina dan kotor. Dalam kehidupannya senantiasa mempunyai sifat ketergantungan kepada faktor-faktor, kekuatan dan kekuasaan yang berada diluar badannya sendiri. Terutama kekuatan dan kekuasaan Penciptanya sendiri, yang telah menganugerahkan kepadanya nafas untuk hidup, gairah dan semangat dalam perjuangan, sehingga sebagian dari manusia berhasil mencapai kedudukan yang tinggi atau kenikmatan hidup.
            Apabila manusia menyadari keadaanya yang demikian, maka dapatlah diharapkan ia tidak bersikap sombong dengan pangkat, kedudukan dan nikmat yang diperolehnya. Akan tetapi realitas yang ada dilapangan menunjukkan bahwa kebanyakan manusia adalah lalai atau lupa dengan hal yang demikian ini. Kebanyakan manusia lupa dengan asal usulnya.Bahkan mereka berani membangkang dengan Penciptanya.
Hal ini telah difirmankan Allah dalam Al Qur’an.

أَوَلَمْ يَرَ الإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُبِيْنٌ  (يس 77)
Yang artinya:
Apakah manusia tidak melihat bahwa kami menjadikannya dari air mani? Tetapi , lihatlah dia telah menjadi pembangan yang terang-terangan.

Para hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah.

Sekarang marilah kita cermati manusia dari sisi kedudukannya sebagai khalifah dimuka bumi .
            Sebelumnya kita simak firman Allah dalam Al Qur’an

وَهُوَ الّذِى جَعَلَكُمْ خَلاَئِفَ الأَرْضِ وَ رَفَعَ بَعْضَكُمْ  فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ آتَآكُمْ  (الأنعام 165)
Dan Dia yang menjadikan kamu sebagai khalifah di muka bumi ini. Sebagian kamu dinaikkan Tuhan beberapa tingkatan dari yang lain , karena Allah hendak menguji kamu dengan apa yang telah dikaruniakanNya kepadamu.

Sekarang apa yang dinamakan khalifah itu?
Menurut bahasa khalifah adalah wakil . Sedangkan arti manusia sebagai khalifah adalah menjadi wakil Tuhan dimuka bumi ini dengan pengertian sebagai tanda penghormatan yang diberikan Tuhan kepada manusia .
Jadi dengan pengertian diatas manusia tidak seharusnya bertindak semena-mena dengan mengatas namakan wakil Tuhan . Sebab pada hakekatnya manusia itu adalah hamba Allah yang semestinya takluk secara mutlak dibawah lindungan dan kekuasaanNya sehingga harus berbuat dan bertindak menurut keridlaanNya. Dengan menjalankan perintah dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskanNya bersikap loyal dan patuh kepadaNya  

Para hadirin sidang jum’at yang mulia.

Sekarang setelah kita ketahui kedudukan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini maka pertanyaanya adalah apakah tugas yang harus diemban manusia sebagai khalifah fil ardl tersebut?
            Tugas dan kewajiban yang terpenting dari seorang khalifah dimuka bumi ini diantaranya yang pertama adalah menegakkan kebenaran dan yang kedua adalah menguasai hawa nafsu. Hal inilah yang telah disampaikan secara khusus oleh Allah kepad Nabi Daud AS seperti firman Allah dalam Al Qur’an:

يَا دَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلَيْفَةً فِى الأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلاَ تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ ( ص 26)
Yang artinya: Hai Daud ! Sesungguhnya Kami jadikan engkau Khalifah di muka bumi  Sebab itu berilah keputusan diantara manusia dengan kebenaran dan janganlah kamu memperturut kemauan hawa nafsu . maka sebabnya kamu akan disesatkan dari jalan Allah.

Oleh karena itu apabila seseorang diberikan kedudukan , kekuasaan atau wewenang , maka pertama kali langkah yang diambil adalah menegakkan kebenaran dan keadilan , jangan berlaku kejam dan sewenang- wenang dan senatiasa berpihak kepada kemaslahatan ummat. Dalam mengambil suatu keputusan atau tindakan hendaklah didasarkan kepada alasan-alasan yang obyektif bukan berdasarkan kebencian dan bersikap apriori, mementingkan kelompok atau golongan tertentu. Karena setiap perbuatan yang tidak diridloi Allah cepat atau lambat pasti akan mendapatkan kutukan dan laknat dari Allah SWT.
            Dalam pada itu manusia diingatkan supaya senantiasa waspada mengendalikan hawa nafsunya , sebab hawa nafsu selalu mempengaruhi akal manusia.

            Para hadirin sidang Jum’at yang mulia.

            Pada akhirnya pada saat ini marilah kita memanjatkan doa kehadirat Allah semoga kita semua diberi kesadaran oleh Allah subhanahu Wata’ala untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini dengan sesungguhnya, sebagai penegak kebenaran dan keadilan.

جَعَلَنَا اللهُ وَ إِيَّاكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ الْكَامِلَيْنَ لِوَاجَبَاتِهِمْ مَعَ الْمُخْلِصِيْنَ السَّائِلَيْنَ , وَ قُوْلُوْا أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمِ الَّذِي لاَ إِلهَ إِلاّض هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَ يَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ


الْخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ
الْحَمْدُ للهِ الْمَنْعُوْتِ بِصِفَاتِ التَّنْزِيْهِ وَ الْكَمَالِ . وَ أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ , وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ سَنِيُّ الْخِصَالِ . اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ التَّابِعِيْنَ , عِبَادَ اللهْ , إِتَّقُوْا اللهَ فَإِنَّكُمْ عَلَيْهِ تُعْرَضُوْنَ , وَ اعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ فِي كِتَابِهِ الْمَكْنُوْنِ , وَ أَمَرَكُمْ بِذَالِكَ فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَيْهِ تَكُوْنُوْا مِنَ الْفَائِزِِيْنَ . اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَيْهِ وَارْضَ عَنِ الأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاء, وَ بَقِيَّةِ الْعَشْرَةِ الْكِرَامِ , وَ آلِ بَيْتِ نَبِيِّكَ الْمُصْطَفَى , وَ عَنْ الأَنْصَارِ وَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَ التَّابِعِيْنَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن ,اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ , إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ , وَ نَسْأَلُكَ اللهُمَّ دَوَامَ الْعِنَايَةِ وَ التَأْيِيْدِ , لِحَضْرَةِ مَوْلاَنَا سُلْطَانِ الْمُسْلِمِيْنَ , الْمُؤَيَّدِ بِالنَّصْرِ وَ التَّمْكِيْنِ , اللهُمَّ انْصُرْهُ وَ انْصُرْ عَسَاكِرَهُ , وَ امْحَقْ بِسَيْفِهِ رِقَابَ الطَّائِفَةِ الْكَافِرَةِ , وَ أَيِّدْ بِشَدِيْدِ رَأْيِهِ عِصَابَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ , وَ اجْعَلْ بِفَضْلِكَ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنَّا , وَ ارْفَعِ اللهُمَّ مَقْتَكَ وَ غَضَبَكَ عَنَّا , وَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ وَ لاَ يَرْحَمْنَا يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ , اللهُمَّ إِيَّاكَ نَسْأَلُ فَلاَ تُخَيِّبْنَا وَ إِلَيْكَ نَلْجَأُ فَلاَ تَطْرُدْنَا , وَ عَلَيْكَ نَتَوَكَّلُ فَاجْعَلْنَا لَدَيْكَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ , إِلَهِي هَذَا حَالُنَا لاَ يَخْفَى عَلَيْكَ فَعَامِلْنَا بِالْإِحْسَانِ إِذِ الْفَضْلُ مِنْكَ وَ إِلَيْكَ , وَ اخْتِمْ لَنَا بِخَاتِمَةِ السَّعَادَةِ أَجْمَعِيْنَ عِبَادَ اللهِ , إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الإِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ


No comments:

Post a Comment

ISTRI/WANITA SHOLIHAH

ISTRI/WANITA SHOLIHAH Wanita sholihah merupakan dambaan bagi setiap pria, maka sangatlah penting bagi setiap  pria yang hendak menikah...