الْحَمْدُ
للهِ الَّذِي خَلَقَ آدَمَ بِيَدِهِ مِنْ طِيْنٍ , ثُمَّ سَوَّاهُ وَ نَفَخَ
فِيْهِ مِنْ رُوْحِهِ وَ جَعَلَ لَهُ السَّمْعَ وَ الأَبْصَارَ وَ الأَفْئِدَةً ,
فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ أَوْدَعَ فِي الإِنْسَانِ الْعَقْلَ لِيُمَيِّزَ بَيْنَ الْخَيْرِ وَ
الشَّرِّ , وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ جَاءَنَا بِالنُّوْرِ
الْسَّاطِعِ وَ الْبُرْهَانِ الْقَاطِعِ , اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ التَّابِعِيْنَ , أَمَّا
بَعْدُ , فَيآعِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِي أَوَّلاً بِتَقْوَىاللهِ
تَعَالَى وَ طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Dalam Kitab Suci Al Qur’an banyak diungkapkan kisah -kisah tentang
korban dan pengorbanan, untuk menjadi contoh bagi ummat manusia.
Salah satu di antaranya ialah kisah Qabil dan Habil, yang
diterangkan dalam Al Qur’an sebagai berikut :
وَاتْلُ
عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا
فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ
لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ(27)
"Dan ceritakanlah kepada manusia kisah dua orang anak Adam,
tatkala keduanya melakukan qurban. Qurban salah seorang dari padanya diterima
(Allah) dan yang seorang lagi tidak diterima. Maka yang ditolak qurbannya itu
berkata (kepada saudaranya) Aku akan bunuh engkau. Kata (jawab ) yang seorang
lagi : Sesungguhnya Tuhan hanyalah menerima (qurban) orang-orang yong taqwa.
" (Al-Maidah. : 27).
Yang dimaksud dengan dua putera Adam pada ayat itu ialah Qabil dan
Habil.
Seperti diketahui, Qabil: adalah putera yang pertama dari Adam dan
Hawa, sedang Habil putera yang ketiga. Anak yang kedua lahir sesudah Qabil
ialah wanita, sedang anak keempat (sesudah Habil), juga seorang perempuan.
lbnu Katsir dalam Tafsirnya melukiskan personifikasi (sifat-sifat
pribadi) Qabil sebagai seorang yang kasar pembawaannya, hatinya keras dan
kesat, sifatnya kaku, mementingkan diri sendiri dan lain-lain. Adapun habil
seorang yang sifatnya tenang, berlaku sabar, pembawaannya luwes, hatinya baik
serta terbuka, memperhatikan kepentingan-kepentingan yang bersifat umum.
Adik perempuan Qabil cantik, sedang adik-perempuan Habil tidak
begitu menarik.
Setelah Qabil dan Habil meningkat dewasa, maka Nabi Adampun
memberikan lapangan pekerjaan kepada kedua putranya yang sesuai dengan bakat
masing-masing. Qabil mnjadi petani, yang memerlukan tenaga kuat, kerja keras
dan kasar, menebang kayu, mencangkul tanah, menanam pohon- pohonan dan lain-lain pekerjaan yang
mengenai bidang pertanian. Adapun Habil diserahi pekerjaan menggembala ternak,
yang memerlukan kepada kesabaran menggembala, kelembutan, perasaan halus dan
santun, mengemong dan lain-lain sifat yang harus ada pada seorang penggembala.
Pekerjaan kedua putera Nabi Adam itu sama-sama maju dan
berkembang-biak.
Jama'ah Jum'at yang mulia.
Pada suatu ketika, Adam menyuruh kedua puteranya itu untuk
berqurban. Yaitu mengorbankan sebagian nikmat yang telah dikaruniakan Tuhan
kepada mereka itu untuk kepentingan makhluk yang lain. Caranya ialah dengan
membawa dan meletakkan hasil-hasil usaha mereka masing-masing di atas suatu
bukit, yang akan dimakan oleh binatang-binatang dan burung-burung yang berada
di dalam dan di sekitar gunung tersebut.
Terbawa oleh sifat Qabil yang pelit dan terlalu mementingkan diri
sendiri (egoisme), maka dikumpulkannyalah buah-buahan hasil tanamannya yang
sudah busuk-busuk, yang tak ada selera makhluk lagi untuk memakannya. ltulah
yang disediakannya sebagai qurbannya, sesuai dengan permintaan ayahnya itu.
Adapun Habil memilih di antara ternak piaraannya yang paling muda
dan gemuk. Setelah disembelihnya, maka daging hewan tersebut dipotong-potongnya
untuk dijadikan qurban.
Qabil dan Habil berangkatlah bersama-sama menghantarkan qurban
mereka itu masing-masing ke atas puncak gunung yang ditentukan itu. Setelah
qurban tersebut diletakkan, merekapun pulanglah ke rurnah (gua) mereka kembali.
Qurban yang ditolak dan diterima.
Tatkala besok paginya mereka kembali ke tempat tersebut untuk
melihat qurban yang mereka kumpulkan di atas hukit itu, maka ternyata bahwa
qurban Habil itu sudah habis semuanya, dimakan oleh binatang-binatang dan
burung-burung. Adapun qurban dari Qabil masih tetap "utuh," malah
semakin rusak dan busuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Hal itu adalah satu pertanda bahwa qurban yang diletakkan oleh Habil
diterima, sedang qurban dari Qabil ditolak.
Peristiwa itu telah menimbulkan perasaan irihati dalam hati Qabil
terhadap adiknya Habil, tanpa mawas diri terhadap dirinya sendiri. Timbullah
kebencian dan dendamnya.
lnilah bibit permulaan hasad yang tumbuh dalam hati anak Adam, yang
dihembus-hembus dan dikipas-kipas oleh iblis supaya semakin menyala-nyala,
sehingga timbul kebencian antara dua orang yang sedarah dan sedaging.
Puncak kebencian Qabil terhadap Habil terjadi waktu Adam mendapat
petunjuk dari Tuhan untuk mengawinkan putera- puterinya. Menurut petunjuk Ilahi
itu, Qabil akan dikawinkan dengan adik-perempuan Habil; sedang Habil akan
dikawinkan dengan adik perempuan Qabil.
Qabil menantang gagasan itu, lebih-lebih karena mengingat
adik-perempuannya sendiri lebih cantik dan tampan. Perasaan dan nafsunya
menghendkiki supaya ia kawin dengan adiknya itu, bukan dengan adik Habil.
Perasaan itu "dikipas-kipas" pula oleh iblis yang mengatakan, bahwa
dilihat dari sudut kewajaran saja, Qabil lebih berhak mengawini adik
perempuannya itu.
Perasaan itu meningkat menjadi kebencian dan gelap mata.
Qabil sudah bertekad akan membunuh Habil dengan tujuan untuk
meratakan jalan melampiaskan kebencian dan hawa nafsunya. Akhirnya, rencananya
itu dijalankannya, seperti yang disebutkan dalam Al Qur’an :
فَطَوَّعَتْ
لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ(30)
“Dan kemauan nafsunya menyuruh dia (Qubil)
supaya membunuh saudaranya, yang kemudian terus dibunuhnya. Dia termasuk
menjadi orang-orang yang mendapat kerugian. "(Al.Maidah : 30).
Saudara-saudara kaum Muslimin yang terhormat
Apakah pelajaran yang dapat ditarik dari kasus tersebut ? Ada tiga yang merupakan
pokok, yaitu :
(1). Keikhlasan dalam berqurban.
Qurban atau pengorbanan yang diberikan haruslah sesuatu yang paling
baik atau yang dicintai, jangan karena kita tidak perlukan lagi, atau merupakan
sisa- sisa harta atau kekayaan, seperti qurban yang dilakukan oleh Qabil. Tapi,
hendaklah terdiri dari harta yang baik dan bagus, sebagai qurban yang diberikan
oleh Habil. Berkurban itu adalah salah satu tanda mensyukuri nikmat yang
dikaruniakan Tuhan.
(2). Pengaruh hawa nafsu seringkali membuat manusia mata gelap,
sehingga adakalanya tidak segan-segan membunuh saudara kandung sendiri, seperti
pembunuhan yang dilakukan oleh Qabil terhadap Habil itu.
(3). Dalam setiap kasus dan
peristiwa, syaithan-iblis senantiasa memainkan rolnya, tidak henti-hentinya
menggoda dan mendaya manusia supaya menyeleweng, jangan mematuhi
ketentuan-ketentuan, berlaku indisplinair dan lain-lain akhlak atau tindakan
yang terlarang dan tercela.
Kisah Qabil dan Habil itu adalah satu kasus yang mengandung iktibar
tentang hakekat dan nilai-nilai akhlak.
Al Hadits:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَ سَلَّمْ : أَصْلُ جَمِيْعِ الْخَطَايَا حُبُّ الدُّنْيَا
Pokok dari semua
kesalahan adalah senang dunia
بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ , وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الآيَاتِ
وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَ تَقَبَّلَ مِنِّي وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ
هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ,وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ
وَلِوَالِدِيْكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَا فَوْزَ
الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَانَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
الْخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ لِلْجُمْعَةِ
الْحَمْدُ
للهِ الْمَنْعُوْتِ بِصِفَاتِ التَّنْزِيْهِ وَ الْكَمَالِ . وَ أَشْهَدُ أَنْ
لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ , وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ سَنِيُّ الْخِصَالِ .
اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ
التَّابِعِيْنَ , عِبَادَ اللهْ , إِتَّقُوْا اللهَ فَإِنَّكُمْ عَلَيْهِ
تُعْرَضُوْنَ , وَ اعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ فِي كِتَابِهِ
الْمَكْنُوْنِ , وَ أَمَرَكُمْ بِذَالِكَ فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَيْهِ
تَكُوْنُوْا مِنَ الْفَائِزِِيْنَ . اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَيْهِ وَارْضَ
عَنِ الأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاء, وَ بَقِيَّةِ الْعَشْرَةِ الْكِرَامِ , وَ آلِ
بَيْتِ نَبِيِّكَ الْمُصْطَفَى , وَ عَنْ الأَنْصَارِ وَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَ
التَّابِعِيْنَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن ,اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ
الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ , إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ , وَ نَسْأَلُكَ اللهُمَّ دَوَامَ
الْعِنَايَةِ وَ التَأْيِيْدِ , لِحَضْرَةِ مَوْلاَنَا سُلْطَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
, الْمُؤَيَّدِ بِالنَّصْرِ وَ التَّمْكِيْنِ , اللهُمَّ انْصُرْهُ وَ انْصُرْ
عَسَاكِرَهُ , وَ امْحَقْ بِسَيْفِهِ رِقَابَ الطَّائِفَةِ الْكَافِرَةِ , وَ
أَيِّدْ بِشَدِيْدِ رَأْيِهِ عِصَابَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ , وَ اجْعَلْ بِفَضْلِكَ
هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنَّا , وَ ارْفَعِ اللهُمَّ مَقْتَكَ وَ غَضَبَكَ
عَنَّا , وَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ وَ لاَ
يَرْحَمْنَا يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ , اللهُمَّ إِيَّاكَ نَسْأَلُ فَلاَ
تُخَيِّبْنَا وَ إِلَيْكَ نَلْجَأُ فَلاَ تَطْرُدْنَا , وَ عَلَيْكَ نَتَوَكَّلُ
فَاجْعَلْنَا لَدَيْكَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ , إِلَهِي هَذَا حَالُنَا لاَ
يَخْفَى عَلَيْكَ فَعَامِلْنَا بِالْإِحْسَانِ إِذِ الْفَضْلُ مِنْكَ وَ إِلَيْكَ
, وَ اخْتِمْ لَنَا بِخَاتِمَةِ السَّعَادَةِ أَجْمَعِيْنَ
عِبَادَ
اللهِ , إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الإِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِي
الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
No comments:
Post a Comment