Ketenangan Jiwa
الْحَمْدُ
للهِ الَّذِي خَلَقَ آدَمَ بِيَدِهِ مِنْ طِيْنٍ , ثُمَّ سَوَّاهُ وَ نَفَخَ
فِيْهِ مِنْ رُوْحِهِ وَ جَعَلَ لَهُ السَّمْعَ وَ الأَبْصَارَ وَ الأَفْئِدَةً ,
فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ أَوْدَعَ فِي الإِنْسَانِ الْعَقْلَ لِيُمَيِّزَ بَيْنَ الْخَيْرِ وَ
الشَّرِّ , وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ جَاءَنَا بِالنُّوْرِ
الْسَّاطِعِ وَ الْبُرْهَانِ الْقَاطِعِ , اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ التَّابِعِيْنَ , أَمَّا
بَعْدُ , فَيآعِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِي أَوَّلاً بِتَقْوَىاللهِ
تَعَالَى وَ طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Bila kita amati
pada saat ini dimanapun kita berada, akan kita dapati banyak manusia yang
senantiasa hidup dalam kesibukan dan ketegangan, sehingga seolah-olah
berkejar-kejaran dengan waktu.
Mereka hidup dalam rangka habis-habisan mengejar materi
duniawi dengan meninggalkan suatu hal
yang utama yaitu kehidupan jiwa. Dalam
selintas kehidupan lahiriyah mereka terlihat lebih senang dan nikmat, rumah
telah dimiliki , kulkas dan semua perabot rumah tangga baik elektronik maupun
non elektronik telah terpenuhi. Tetapi dilihat dari sudut lain ternyata ada
satu kekosongan dalam kehidupan yang demikian ini, yaitu tidak adanya
ketenangan hati atau kehilangan ketenteraman jiwa.
Sebagai akibat dari kehidupan yang penuh kesibukan ini,
timbullah ketegangan-ketegangan yang menyebabkan meningkatnya penyakit-penyakit
syaraf, darah tinggi, stres, depresi, penyakit jantung dan lain-lain.Akhirnya
untuk menenangkan jiwa, mereka menkonsumsi obat-obat penenang, pil tidur bahkan
obat-obatan terlarang seprti ekstasi, narkoba dan lain sebagainya .Yang mana
hal ini dibuktikan dengan naiknya omzet penjualan obat-obat tersebut pada
akhir-akhir ini.
Solusi dari problem diatas dalam agama Islam adalah
dengan mencari ketenangan jiwa atau dalam istilah lain ketenangan batin atau
qolbu.
Dalam suatu hadis Rasulullah menyatakan:
إِنَّ
فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً : إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَ إِذَا
فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَ هِيَ الْقَلْبُ
Yang
artinya: Sesungguhnya didalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, yang mana
jika daging itu baik maka akan baiklah seluruh badan atau jasad. Sebaliknya
jika daging itu rusak maka akan rusaklah seluruh badan. Ingatlah! Daging itu
adalah hati.
Dalam
Al Qur’an hati itu disebutkan dengan berbagai nama diantaranya qolbu, nafs,
aql, fuad dan lainnya.
Benda tersebut merupakan alat fital bagi kehidupan ini.
Yang mana bila kita mendapatkan ketenangan hati tersebut maka akan kita ketahui betapa penting dan
sangat berperannya ketenangan qolbu dalam rangka mengarungi perjuangan kehidupan ini.
Apakah yang dimaksud dengan jiwa atau qolbu yang tenang
atau mutmainnah itu ?
Dalam kitab tafsir Ar Rozy juz 17-18
hal 157 diuraikan bahwa hati manusia itu hanyalah satu, yang
berbeda-beda adalah sifatnya.
Bila hati manusia
itu condong kepada nilai-nilai ketuhanan atau uluhiyah maka dia bernama nafsul
mutmainnah. Dan jika condong kepada hawa nafsu dan marah maka dia dinamakan
nafsul ammaarah bissuu'i atau nafsu yang penuh dibungkus dengan kejahatan.
Dalam rumusan yang lain ada ulama yang berpendapat bahwa
jiwa yang tenang adalah jiwa yang disinari oleh rasio yang tumbuh karena
kemampuan menempatkan sesuatu pada porsi yang sewajarnya dan senantiasa
meletakkannya atas dasar keimanan.Karena dengan dasar iman inilah maka manusia
akan menerima segala sesuatu yang dihadapinya yaitu baik ataupun buruk , gagal
ataupun sukses dengan perasaan ridla atau tulus ihlas.
Dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun, orang yang
mempunyai ketenangan jiwa dapat menguasai diri, berpikir rasionil dan selalu
mampu menciptakan keseimbangan dalam dirinya.
Jiwa yang tenang itu senantiasa merasa ridla menghadapi
setiap keadaan dan selalu mendapatkan ridlo ilahi. Seperti dinyatakan dalam Al-
Qur’an:
يَاأَيَّتُهَا
النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ(27)ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً(28)
Yang
artinya: Hai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu deng merasa senang dan
Allah senang pula kepadamu.
Ketenangan jiwa
atau ketenteraman hati itu dapat ditempa dengan cara memperbanyak dzikrullah
yakni mengadakan komunikasi langsung dengan Allah yaitu senantiasa ingat
kekuasaan Nya, kerahimanNya dan nikmat-nikmat yang dikaruniakanNya.yang tak
terhitung jumlahnya.
Dzikrullah mengandung dua cara:
Pertama, diucapkan dengan lisan; kedua ditancapkan
kedalam lubuk hati.
Lafadz dzikrullah
diantaranya adalah : tasbih yaitu subhaanallah, tahlil yaitu laailaaha illallah
, takbir yaitu Allahu Akbar dan lain-lainnya.Yang terpenting dalam hal ini
bukanlah pengucapan dengan sekedar menggerak - gerakkan mulut tetapi adalah
menghayati nilai-nilai ketuhanan atau uluhiyah yang terdapat dalam lafadz
tersebut.
Secara umum orang-orang yang beriman diperintahkan supaya
selalu ingat pada Allah. Seperti dinyatakan dalam Al-Qur’an.
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا(41)وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً
وَأَصِيلًا(42)
Hai
orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
Sedangkan
pada diri Nabi kita Muhammad SAW suri tauladan yang dapat kita ambil tentang
ketenangan jiwa terbukti banyak sekali. Diantaranya adalah ketika belia bersama
para sahabatnya menghadapi musuh dalam perang Badr yang pada saat itu kekuatan
kaum musyrikin tiga kali lipat dari kekuatan kaum muslimin. Pada saat yang
genting itulah dengan jiwa yang tenang Rasulullah
berdoa kepada Allah sehinnga dengan adanya do’a tersebut menjadikan kaum
muslimin menjadi percaya diri atau self confidence. Dan hasinya pertempuran
berbalik arah dengan kemenangan kaum muslimin dan kekalahan orang musyrik.
Nyatalah bahwa ketenangan jiwa itu menjadi faktor yang penting
dan menentukan dalam kehidupan ini.Orang-orang yang tenang jiwanya tidak gugup
dan ragu-ragu dalam menghadapai perjuangan hidup ini.
بَارَكَ
اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ , وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ
بِمَافِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَ تَقَبَّلَ مِنِّي وَ
مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ , وَ اسْتَغْفِرُ
اللهَ لِي وَ لَكُمْ وَ لِوَالِدَيَّ وَ لِوَالِدِيْكُمْ وَ لِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَافَوْزَ
الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَ يَانَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
الْخُطْبَةُ
الثَّانِيَةُ لِلْجُمْعَةِ
الْحَمْدُ
للهِ الْمَنْعُوْتِ بِصِفَاتِ التَّنْزِيْهِ وَ الْكَمَالِ . وَ أَشْهَدُ أَنْ
لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ , وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ سَنِيُّ الْخِصَالِ .
اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ
التَّابِعِيْنَ ,عِبَادَ اللهْ , إِتَّقُوْا اللهَ فَإِنَّكُمْ عَلَيْهِ
تُعْرَضُوْنَ , وَ اعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ فِي كِتَابِهِ
الْمَكْنُوْنِ , وَ أَمَرَكُمْ بِذَالِكَ فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَيْهِ
تَكُوْنُوْا مِنَ الْفَائِزِِيْنَ . اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَيْهِ وَارْضَ
عَنِ الأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاء, وَ بَقِيَّةِ الْعَشْرَةِ الْكِرَامِ , وَ آلِ
بَيْتِ نَبِيِّكَ الْمُصْطَفَى , وَ عَنْ الأَنْصَارِ وَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَ
التَّابِعِيْنَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن :اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ
الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ , إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ , وَ نَسْأَلُكَ اللهُمَّ دَوَامَ
الْعِنَايَةِ وَ التَأْيِيْدِ , لِحَضْرَةِ مَوْلاَنَا سُلْطَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
, الْمُؤَيَّدِ بِالنَّصْرِ وَ التَّمْكِيْنِ , اللهُمَّ انْصُرْهُ وَ انْصُرْ
عَسَاكِرَهُ , وَ امْحَقْ بِسَيْفِهِ رِقَابَ الطَّائِفَةِ الْكَافِرَةِ , وَ
أَيِّدْ بِشَدِيْدِ رَأْيِهِ عِصَابَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ , وَ اجْعَلْ بِفَضْلِكَ
هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنَّا , وَ ارْفَعِ اللهُمَّ مَقْتَكَ وَ غَضَبَكَ
عَنَّا , وَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ وَ لاَ
يَرْحَمْنَا يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ , اللهُمَّ إِيَّاكَ نَسْأَلُ فَلاَ
تُخَيِّبْنَا وَ إِلَيْكَ نَلْجَأُ فَلاَ تَطْرُدْنَا , وَ عَلَيْكَ نَتَوَكَّلُ
فَاجْعَلْنَا لَدَيْكَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ , إِلَهِي هَذَا حَالُنَا لاَ
يَخْفَى عَلَيْكَ فَعَامِلْنَا بِالْإِحْسَانِ إِذِ الْفَضْلُ مِنْكَ وَ إِلَيْكَ
, وَ اخْتِمْ لَنَا بِخَاتِمَةِ السَّعَادَةِ أَجْمَعِيْنَ .
عِبَادَ
اللهِ , إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الإِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى
وَ يَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ
No comments:
Post a Comment